Rabu, 26 Desember 2012

Hadiah Untuk Helena

Hadiah Untuk Helena
awal bisnis baru begitu susah
Helena telah memulai bisnis sendiri, dan seperti yang lainnya selalu ada yang kurang.

Dia telah menyerobot seorang Pria menikah, dan risikonya,  sekarang harus menjalankan bisnis sendiri untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.

Itu memang menyedihkan, sering  saat menjelang tidur, dipandangi Yansen dan Niki anaknya. Mereka biasa hidup sendiri di ruang itu waktu kecil,  selalu bermain bersama  babysitter dan sekali waktu keluar bermain untuk mengenal dunia luar.

***

Resiko itu telah nyata di alami Helena, dan dia hanya mencoba untuk bertahan, karena hidup ini harus tetap berlangsung.

 “Apa yang membuat Helena kuat untuk menghadapi kehidupannya?”   
Seperti tidak ada yang mampu menolong dirinya saat ini, dan hidup semakin sulit karena banyak perubahan yang datang dan pergi.

Hal yang sejak awal dalam kehidupan berumah tangga, sebenarnya adalah dia ingin ada anak-anak yang nantinya bisa meneruskan bisnisnya. Karena dalam kehidupan adalah seperti yang lain, mengharapkan laki-laki bertanggung jawab di era global. 

Helena, meskipun terpelajar, tetapi dia mendapatkan  ide gila dan itu direalisasikan. Dia mempelajari bahwa kebanyakan mereka dalam persimpangan, dan sering jika mereka berbinis kurang tangguh, atau bahkan pada akhirnya menjadi pengangguran. Karena itu, memilih Bagyo sejak awal, bahkan menjeratnya, adalah hal yang dianggap paling baik saat itu meskipun dia harus menanggung resiko untuk hidup sendiri.

Adalah sebuah keputusan yang harus di ambil dari ide gila itu, dan saat itu bulan di atas jendela dan Helena berbisik padanya, “Apa yang terbaik yang harus saya lakukan Hai Bulan!”  dan Helena benar-benar dalam sepi. Hanya sebuah ingatan yang muncul di pikirannya bahwa sebenarnya selalu ada satu hal yang berada dalam kendali penuh manusia mutlak dan itu adalah sikap manusia itu sendiri. Karena itu, Helena yakin dengan sikapnya dan berharap dalam keberuntungan.
.
Helena hanya berfikir kedepan saat memulai bisnis, dan mencoba mengembangkan karena dia semakin yakin bisa memiliki kemampuan bisnis semuanya. 

Sebuah pelajaran dari Bagyo saat itu yang di ingat betul bahwa, “Ketika kondisi ekonomi miskin orang melihat kesempatan untuk membangun bisnis baik karena mereka memiliki sedikit pilihan, atau mereka melihat kesempatan  untuk meraih pangsa pasar sementara yang lain keluar.”

Hal yang selalu di pakai, sesuai sarannya, maka dia pergi di Facebook dan melihat teman-teman memulai perusahaannya untuk memiliki kehidupan yang hebat, dan keduanya sedalam diinvestasikan dalam bisnis berada dalam komitmen untuk satu sama lain.

Jiwa itu tumbuh bagi Helena yang tidak ingin menyesali apa pun, karena itu dia tidak ingin melihat ke belakang . 

Kekuatan telah di bentuk dan karena itu dia  ingin hidupnya berarti sesuatu sebelum  menanggung kehidupan lain. 

Ini adalah bagian penting dari sistem nilai dan dia merasa telah mencapai tonggak penting sebelum mengambil tugas membimbing kehidupan lain. 

Dia juga ingin memiliki kebebasan untuk mengendalikan jadwalnya sendiri, dan seluruh fokusnya dalam hidup ini adalah dalam membuat perusahaan tumbuh, memecahkan hambatan, dan membuat dampak positif.

Ada konflik dalam pikiran Helena  sejak saudara dari Jawa datang berkunjung, anak-anak mereka merasa sangat bergembira bermain bersama, tetapi waktunya hanya sedikit dan mereka telah pulang. 
.
“Mama, kapan kita mengunjungi kakak!” Yansen bertanya. Helena, dengan pikiran yang melayang, “ya…! Nanti saat liburan sayang..!”  “ Mengapa Ayah jarang datang kesini … mestinya kita kan bisa pergi-pergi seperti teman-temanku?  “  “ Iya sayang… Ayah kan mencari uang untuk kita, untuk makan, untuk keperluan sekolah dan beli baju!”   “Kan baju Yansen dan Niki sudah banyak!  … Pokoknya aku ingin Ayah pulang…!”   “Begini sayang,  nanti kalau nilai sekolahnya baik, kita pergi kesana saat liburan… ya !”  Yansen mengangguk dan Helena memeluk anaknya dengan penuh rasa haru dan cemas.

“Apa yang harus dilakukan Helena sehari-hari dalam kesepian itu?”
Sebuah kesibukan yang telah membuang pikiran buruk, dan dengan mengelola tiga buah kafe dan sebuah Mini market, tampaknya telah mampu menghalau masalah kecil yang sering muncul tidak di undang.

Helena seorang yang teguh dalam prinsip, dan sekarang benar-benar menjadi nyata bahwa bisnisnya telah berjalan dengan baik. Dia ingat saat awal, bisnis itu di buka oleh Bagyo dan mulai dengan pikiran baru. Dia hampir tidak bisa mengendalikan itu semua, tetapi Bagyo meskipun mengarahkan dari jauh, telah membuatnya bersemangat dan menjadi sukses. Bahkan Bagyo tidak mau menerima kembalian pinjaman atas modalnya saat Helena telah sukses. Padahal jumlah uang itu itu sangat besar baginya.  

Hanya sebuah rasa haru telah menyelimuti hatinya, “ Tidak sayang.. uang itu semua menjadi milikmu, dan simpanlah untuk anak-anak!”kata Bagyo. Dan Helena menerima itu, karena ketika datang ke Jawa, dia tahu betul bahwa Tumini  dan Meilan masing-masing memiliki tiga Mini Market yang semuanya dari Bagyo.  

Kehadiran Tumini dan Meilan beberapa hari telah membuka  pikirannya, “Apakah dia juga menderita seperti dirinya?” “Bagaimana hidup dalam satu rumah dengan Meilan yang selalu tidak mau mengalah?” 
“Apakah Bagyo cukup bahagia hidup bersama mereka?” 
“Siapa yang menyediakan Kopi kesukaan Bagyo dan makan sarapan pagi?”  
Dan pikiran buruknya muncul, “Apakah Bagyo mencari lagi istri baru yang lebih cantik darinya?”

Itu adalah pikiran Helena dalam sela-sela kesepiannya. Bahkan dia memandang Tumini yang tetap cantik pada usianya dan memiliki sosok keibuan meskipun dalam beberapa hal sangat keras. 
.
Helena semakin tenggelam dalam perasaan yang dalam saat Tumini memberikan baju, tas, pakaian anak-anaknya dan berkas Asuransi untuk dirinya serta Asuransi sekolah anak-anaknya sampai perguruan tinggi yang nilainya sangat besar. 

Karena itu Helena semakin mengerti terhadap Tumini, seperti seorang Ibu yang sangat luar biasa itu. 

Apalagi, ketika akan pergi melancong dangan semua anak-anak itu dia menyeret Meilan untuk menemani keluar dan meninggalkan Bagyo di rumah bersamanya.

Itu seperti hadiah bagi Helena dari Tumini, tentang sebuah pemandangan kehidupan manusia yang selalu tidak sama, meskipun semua ingin hidup bahagia. Ternyata mereka ingin hidupnya bermakna , dan mereka ingin mendapatkan itu seimbang dan sehat.

Sekian, Terima kasih telah membacanya!
djokobi

Tidak ada komentar :