Rabu, 26 Desember 2012

Tumini Di Jalan Simpang

Tumini Di Jalan Simpang
Tumini Di Jalan Simpang
Tumini, sudah hampir tiga tahun, pindah di rumah baru, dengan keluarga  poligami,  dan dia seperti  hilang bersama senyum, syukur, kasih dan cinta dalam dirinya.

Apalagi, hari itu telah kedatangan  Helena Dubai, dan mereka benar-benar seperti tertimpa bencana besar dan membuat nuraninya di jalan simpang.
***

Anak-anak mereka, Jessika, Maharani, Sari Dewi dan Bondan telah masuk ke kamar masing-masing, dan sepertinya mereka tidak ambil pusing dengan urusan orang tua mereka.

Happy Stories
“Siapakah Helena Dubai?”
“Mengapa dia datang ke tempat Bagyo?”

Kali ini Bagyo telah ambil langkah cepat, dan dengan kedua isterinya serta Helena Dubai di ajak keluar ke sebuah hotel agar anak-anaknya tidak tergaggu.

Pikiran kusut Tumini membuat dunia menjadi gelap, dan saat itu tidak ada senyum, syukur, kasih dan cinta. "Apa ini berarti benar dia di jalan simpang yang membingungkan?" Dia seperti melayang di angkasa dan benar dia telah gagal. Perasaan halus itu telah banyak menyalahkan dirinya, karena keributan rumah tangga yag telah membuat suami tidak betah di rumah.

Di pojok ruangan itu mereka seperti mendapat bencana, dan tampak Meilan menangis bersama Tumini, dan di seberang meja duduk Helena Dubai yang menunduk dan diam. Bagyo memandangi mereka semua dan benar-benar sebuah keadaan yang semakin mencekam.

Choi-Yoon-Young
Terdengar Tumini bertanya diikuti Meilan, “Sejak kapan bertemu Bagyo?”

Helena menceritakan kejadian semuanya saat ada di Hongkong, dan kesimpulannya, setelah satu tahun Helena telah melahirkan seorang anak laki-laki Yang diberi nama Yansen atas persetujuan Bagyo. 

Inilah yang mungkin menyebabkan Tumini dan Meilan, seperti disambar petir, bahwa Bagyo, tanpa sepengetahuannya, telah menikah lagi.

Saat itu pertempuran sangat keras diantara mereka dan tetap saja Bagyo tidak berucap sepatah katapun. Dan ketika Bagyo ke toilet, maka Tumini mencoba berunding dengan Meilan. Mereka telah tahu bahwa seorang perempuan adalah lemah, karena itu, meskipun Meilan agak keras menahan, Tumini telah berhasil membuatnya menyerah.Dan itulah usaha keras dalam tindakan Tumini benar tidak boleh salah mengambil keputusan ketika ada di jalan simpang. Sebuah pertempuran bathin yang keras antara Ego dan realita, yang seharusnya memberikan jalan keluar terbaik untuk semuanya..

Tumini dan Meilan akhirnya menyadari bahwa pada keadaan yang terjepit, dengan sifat lelaki Bagyo sebagai suami bisa salah, dan karenanya telah tidak jujur. Sebuah keputusan yang salah dilakukan dan berdalih melakukan bisnis tetapi telah membawanya ke dunia lain sehingga berhubungan layaknya suami isteri. Bahkan karena seringnya hubungan itu,  pada ujungnya adalah telah ada seorang anak yang memerlukan orangtua. 

"Apa ada yang salah diantara Tumini dan Meilan?" 
"Apa benar bahwa perempuan sperti mereka terlalu cemburu?" 

Dan mereka lupa bahwa suami tetap saja memerlukan perhatian dari keduanya. Siapapun yang berada dalam jalan simpang hatinuraninya, mesti merasa dia tidak pernah diberi kasih sayang yang mencukupi, dan benar itu telah berbuah dengan peristiwa baru yang luar biasa. 

Mungkin saja Bagyo seperti yang lain, bahwa dia hanya akan mencoba sia-sia untuk menggembirakan mereka. Mungkin saja, dengan keadaan yang sangat kacau itu telah Bagyo kehilangan akal sehatnya.

"Apakah hal itu terjadi hanya kebetulan atau karena Helena telah menjerat sejak awal?" maka kita semua tidak tahu. 

“Lalu….! Mengapa itu terjadi?”

Itu benar bisa terjadi saat Bagyo merasa galau berada di rumah, dan di luar telah ada penyebab yang dominan. 

Apalagi jika Helena berada didekatnya dengan keadaan yang berbeda, maka setan sebagai guru dalam arahan rayuan gombal telah mampu  membawanya pada mereka untuk berbuat melebihi batas kewajaran.

"Mengapa Dia sampai terjerat cinta dengan Bagyo?”
Dan “Berapa lama mereka berhubungan dengan Bagyo?”

Tumini dan Meilan memang pernah merasa curiga dalam beberapa bulan terakhir, dan tampaknya ada yang aneh.
Waktu berjalan yang panjang dan dalam hal ini sepertinya setan menyelinap diantara waktu Bagyo, pada tindakannya. 

Karena itu, kepergian Bagyo setiap limabelas hari ke Hongkong,  ternyata dia juga melakukan bisnis yang lain.

Jika dilihat secara fisik, “Siapa yang tidak tertarik dengan Helena?”   
Dia adalah gadis 24 tahun, berkulit putih keturunan jawa-Belanda dengan masa kecil di Perancis.

Dia berambut pirang, memiliki wajah cantik dan tinggi semampai tetapi kelihatan lincah dan gesit.

Tumini yang pandai berbahasa perancis, sangat banyak melakukan percakapan saat itu, sebaliknya Meilan yang pandai berbahasa Inggris menjadi semakin penasaran bertanya semuanya pada Helena dengan sangat keras, bahkan dia sempat berteriak saat itu.

Tetapi, Helena sepertinya telah menjawab semua pertanyaan mereka dengan baik. Dia, meskipun masih muda, memang memiliki kelebihan dalam berkomunikasi meskipun saat itu lebih banyak menggunakan bahasa Perancis.

Benar telah ada tiga perempuan yang hanyut pada semua konflik poligami, dan terombang-ambing dibawa oleh iri hati, kepercayaan dan sebagainya larut menjadi satu, adalah disebabkan oleh mereka semua telah buta untuk membedakan hal mana yang mereka harus lakukan dan itu baik.


Young girl smiling
 
"Apakah mereka itu memang harus berlaku seperti itu?"
“Benarkah nasib mereka memang harus menjalani semua keadaan yang telah terjadi seperti saat ini?”

Itulah yang amat dahsyat, bahwa masalah orang dewasa sering berlebihan, dan seharusnya kanak-kanak tidak diletakkan di antara kekacauan. Karena tetap saja bahwa dimata anak-anak mereka menuntut untuk menunjukkan seorang ibu, ayah dan mereka perlu diperlakukan sebagaimana layaknya.  

Karena itu, sudah seharusnya mereka meletakkan anak-anak mereka pada tempat yang benar dan bukan di antara hujah-hujah masalah dengan orang dewasa yang banyak tingkah.

Adalah sejak awal dilakukan jangan ada kesalahan yang berbuah akibat  yang lain dan mereka  mestinya tidak akan menikah lebih daripada seorang perempuan apabila ia adalah tidak syak lagi bahwa mereka tidak suka antara satu sama lain.


“Apakah Bagyo telah melakukan jalan pintas?”
“Apakah dia benar telah melakukan itu semua dengan sadar?”
Kelihatannya memang dia telah mempersiapkan semuanya, dan benar bahwa Helena juga diberi Bagyo, sebuah tempat usaha yang cukup mapan sehingga bisa mandiri. 

Dan Helena juga menunjukkan sebuah foto mesra bersama Bagyo di sebuah tempat di Hongkong.

Lalu siapa  yang salah dalam hal ini sehingga Bagyo melakukan itu semua?
Benarkah Tumini, dan Meilan telah membuatnya menderita?

Hampir empat jam saat itu mereka bertemu dan saling menyakiti dan di ujung itu Tumini berdiri perlahan , membimbing Meilan dan berjalan kearah Helena.
Bagyo benar-benar sangat takut saat itu dan mereka-reka tentang “Apakah yang mereka lakukan pada Helena?” 
“Benarkah mereka akan mengusir keluar dari hotel itu?”

Dan Bagyo bersiap untuk menghadapi segala kemungkinan untuk mengamankan mereka.

Ternyata, selang beberapa saat, Tumini bersama Meilan, menggapai Helena dan mengajaknya ketempat lain dengan baik dan mereka seperti pergi begitu saja dan membiarkan Bagyo sendirian di ruangan itu.
.


Bagyo hanya merenung saat itu seperti monyet yang sedang susah dan wajahnya tambah jelek dan kusut. 

Saat itu memang ada sangat banyak masalah dan mungkin saja hal demikian bisa membuat stress berat. 

Bagyo hanya melemaskan punggungnya di kursi itu, mengambil napas panjang dan menghembuskan perlahan seperti telah melakukan peregangan di gym.
Sebenarnya di Honkong,  dalam mengembangkan bisnisnya, Bagyo berawal dengan sangat susah. 

beautiful smile
Tetapi sejak  kehadiran Helena telah mengubah pendirian Bagyo menjadi semakin baik. 

Itu semua karena Ayah Helena mengalami kesulitan, dan Bagyo telah membantu memperbaiki. Bagyo telah mendapat peluang dan telah melakukan tindakan menguntungkan, dan dalam proses urusan bisnis. 

Ayah Helena ikut terangkat dan bisnisnya menjadi semakin baik pula. Itu hanya keahlian praktis Bagyo mampu menunjukkan dengan tepat, sehingga bisnis Ayah Helena tertolong dan bangkit kembali menjadi semakin besar.

Pertanyaannya, “Mengapa mereka tahu bahwa Bagyo memiliki kelebihan dalam tindakan, penerapan strategi bisnis dan telah sukses berkomunikasi yang bisa diterima dengan rekan bisnisnya? 

Dan sebagai imbasnya, putrinya, Helena telah hanyut dalam putaran bisnis itu dan semakin tertarik dengan penampilan Bagyo yang benar telah menunjukkan kebolehannya di hadapan Ayahnya.

Seorang Helena, yang pasti bukan gadis bodoh,dia seorang sarjama lulusan sebuah uninersitas di Perancis. Tetapi hampir semua perempuan juga memiliki kelemahan.  

Sebuah
putaran cinta yang datang tidak pernah memberitahu siapapun untuk datang, dan benar mereka semakin terjerat dalam putaran itu dan hanyut semakin jauh melapaui batas kewajaran.

Di kursi itu Bagyo sempat tertidur karena kelelahan, dan benar saat dibangunkan, telah berdiri tiga orang perempuan dihadapannya. 

 Mereka mengajak makan malam, dan mereka seperti tidak mempermasalahkan kehadiran Helena. Mereka sebelum itu menuju Toilet, tetapi di ruang didalam itu ternyata mereka saling merangkul. 

Hal yang biasa terjadi adalah suara tangis mereka, antara sadar dan tidak sadar bahwa mereka memasuki dunia yang dibenci kebanyakan orang karena hidup dengan poligami.

Bagyo menjadi semakin curiga, “Apa yang terjadi diantara mereka?“ 
“Mengapa mereka telah berlaku sangat baik dan hampir tidak ada sisa-sisa perselisihan?

Selesai makan malam, Tumini menyampaikan hasil kesepakatan mereka, yang intinya Helena tetap tinggal di Hongkong dan dia menyodorkan sebuah surat persetujuan itu  termasuk untuk akta kelahiran Anaknya Yansen, dan dia ingin tambah satu anak lagi.

Bagyo memandangi mereka semua satu persatu dan mereka mengangguk, karenanya semua itu bagyo bertindak menandatangani sampai selesai.

Helena memasukkan semua berkas kedalam tasnya, dan saat itu dia mengajukan sebuah permohonan.
Di meja itu, Tumini dan Meilan saling memandang dan bersiap mendengarkan permintaan Helena.

“Mas Bagyo, saya minta izin tinggal di rumah selama dua minggu, dan mohon ini untuk di izinkan!” katanya.

“Wow…! Seperti serentak Tumini dan Meilan menolaknya.
Bagyo saat itu tetap diam saja, dan membiarkan mereka bertiga bertengkar sampai selesai dan tidak ada yang berucap lagi.

Ini adalah mirip dalam sebuah rapat besar, sehingga Bagyo memang harus mengambil alih. Maka dengan senyum ramah, “Marilah kita melihat diri kita dengan baik, karena ada berbagai kepentingan, bagaimana kalau hanya satu minggu saja, dengan pertimbangan, bisnis di Hongkong tidak di tinggal terlalu lama!”

Mereka bertiga saling pandang, dan saat itu, Tumini sebagai istri paling tua, mengagguk lalu di ikuti Meilan dan Helena. 

Pagi yang masih agak gelap, Bagyo terbangun dan dia mendapatkan di sampingnya hanya ada Tumini dan Meilan. Maka Bagyo membangunkan mereka dan memberitahu tentang itu. Mereka seperti tergesa-gesa membuka pintu depan dam melihat ketaman dihalaman itu.

Ternyata, di ujung taman, tampak pemadangan yang berbeda. Ada empat anak mereka sedang berolah raga bersama Helena. Hal yang Aneh, Helena seperti sudah biasa berbahasa Indonesia meskipun celat.

Anak-anak ternyata lebih bergembira karena itu dan selesai mereka berlari masuk rumah untuk mandi.
Tumini hanya tersenyum, memeluk Meilan yang masih agak mengantuk. 

Women's secret

 Tumini berbisik, “Bagaimana kalau kita tidak bertengkar lagi!” 
 "Ah..! Yang mengajak bertengkar kan Kakak ..! " 
"Ah... Apa iya ..! "  
Tiba-tiba Meilan mecubit Tumini dan beteriak, "Ah sakit..tahu ..!"  

Dan Kemudian Tumini berbisik, "Kalau kita sering bertengkar, Nanti Mas Bagyo mencari istri lagi lho..!"  
dan Meilan tersenyum cemberut tetapi sepertinya setuju. Dan Bagyo, yang ada di dekatnya, pura-pura tidak mendengarkan.
Tumini, sebagai istri tertua, dan betapa merasakan rumitnya hidup dalam poligami. Tetapi, semua sudah berjalan dan itu tidak bisa dihindari. “Apakah mungkin dia keluar dari lingkungan itu, sementara tidak memiliki bekal untuk mandiri?”

Akhirnya, Tumini dijalan simpang dan telah berhasil menghalaunya Terbaik adalah  jangan ditiru hidup poligami, agar hidup tidak menderita.

Sekian, Terima kasih telah membacanya!
djokobiz

Tidak ada komentar :