Rabu, 26 Desember 2012

Lolita Pebisnis Tangguh

Lolita Pebisnis Tangguh

Lolita Pebisnis Tangguh
Krisis Moneter telah berakibat fatal di bisnis Lolita, dan dia, sebagai Bos baru perusahaan itu, menjadi kuwalahan karena tuntutan gaji Karyawan tidak bisa di tunda.

Ada banyak kesalahan yang dilakukan, karena saat melakukan Ekpor, tidak membuat kesepakatan dulu.

Dan sebagai akibatnya, ada banyak barang bertumpuk di luar negeri dan belum bisa menghasilkan uang.  



*** 

Orang Itu sangat terlambat dan semua telah meninggalkan kafe kecuali seorang pria tua yang duduk di sebelah pojok ruang itu. 

Sebenarnya dia  tidak terlalu mabuk, tetapi pada malam hari sedikit ada embun telah turun tipis dan orang tua itu datang agak terlambat, itu tidak biasa dan mereka para pelayan itu,  merasa ada perbedaan.
 
Kedua pelayan dalam kafe tahu bahwa lelaki setengah tua itu suka sedikit mabuk, dan sementara sejak itu ia adalah seorang pengujung yang baik. Mereka tahu bahwa jika ia suka minum beberapa botol kecil bir Bintang dan terkadang akan pergi lebih cepat seperti hantu setelah membayar minumannya.
 
Entahlah karena apa, "Pekan lalu, dia masih tampak berpakaian rapi," kata seorang pelayan. "Kenapa?" "Dia putus asa."     "Bagaimana?"  "Tidak ada yang tahu."  "Bagaimana Anda tahu itu apa?"  "Dia memiliki banyak uang."  tetapi, dia punya masalah.

Kali ini orang tua itu datang bersama beberapa kawan, dan mereka duduk bersama di meja yang dekat dinding dekat pintu kafe dan melihat teras di mana meja itu semua kosong. Mereka tampak diam hampir tidak ada percakapan.

Ponytail
Dan datanglah  seorang gadis cantik, berperawakan tinggi langsing dengan model rambut ekor kuda sedikit agak tinggi, tetapi dia sangat bersemangat. Gadis itu adalah Lolita, dia menggunakan kemeja praktis dan bercelana jean dengan  sepatu hak pendek. 

Tetapi, dia tidak mengenakan penutup kepala. Lolita masuk ke kafe itu dan terseyum kepada pelayan dan bergegas duduk disampingnya orang tua itu.
 
Dia menyampaikan beberapa patah kata, bahwa telah berusaha untuk membayar lebih pada sopir untuk mendampinginya kemanapun dia pergi dan menjaga selama dia tidak ada. Orang tua itu diam saja, seperti menahan sesuatu. Lalu Gadis itu menjabat tangan Orang tua itu menciumnya lalu pergi meninggalkan kafe itu.
Apa yang telah disampaikan? Apa yang akan dia lakukan? Semuanya tidak ada yang tahu.
 
Kemudian, dari arah pintu datang seorang sopir dengan menggunakan kopiah dan cukup rapi,  "Seseorang itu menjemputnya," kata seorang pelayan berkata pada orang tua itu.
Orang tua itu berkata pada sopir itu. "Oke, mungkin jika dia beruntung, dia akan pergi ke rute yang sama. Bahkan, "Eh, tidak tahu," jawaban kemungkinan berbeda.
 
Lolita mungkin berangkat ke Belanda, atau mungkin langsug ke Florida. " Apakah kamu tahu kemana dia akan pergi" kata orang tua berkata sedikit melemah pada sopir itu.  "Maafkan aku, aku benar-benar tidak bisa mengatakan." kata sopir itu.
 
Wajah lelaki itu sedikit memerah karena agak marah,  "Apa bedanya jika ia mendapat apa yang dia kejar?"   "Dia lebih baik menyingkir dari bisnis ini ini" katanya.
 
Sekarang Orang tua itu tinggal sendirian, dan sopir itu telah di suruh pulang. " Orang tua duduk di bawah bayang-bayang mengetuk piring dengan gelasnya. Pelayan muda mendekatinya. "Apa yang Anda inginkan?" Orang tua itu menatapnya. "Bir," katanya.  "Apakah tuan akan minum lagi?" kata pelayan. Orang tua itu menatapnya. Dan Pelayan pergi karena merasa ada yang salah.  

Hal yang berbeda telah terjadi, seperti ketika Sopir itu ada di dekatnya, orag tua itu hanya memandanginya dan sesekali tangannya mengusap pahanya.
Tampaknya, dia kurang suka dengan sopir yang berlaku sebagai pengawalnya, karena itu dia menyuruhnya pulang. 
Orang tua itu memang aneh dan  "Dia akan tinggal sepanjang malam," katanya pada pelayan itu. "Saya sekarang mengantuk dan tidak pernah naik ke tempat tidur sebelum pukul tiga." katanya.

Gina, salah satu pelayan kafe itu, mengomel, "Seharusnya orang tua itu tidur saja di rumah agar tidak merepotkan banyak orang."

Dalam pikiranya banyak pertanyaan yang muncul, Mengapa dia melarikan dirinya kesini? Apa dia tidak punya keluarga? Atau dia kalah mermain berjudi? Atau mungkin dia adalah seseorang yang di cari Polisi?  Dalam hati Gina berkata" Mengapa aku
peduli dan memikirkan dia berlebihan?"

Man and women couple Drinking at Cafe
Pelayan mengambil botol bir dan bergegas keluar ke meja orang tua itu. Membantu menuangkan segelas penuh bir. "Aku dengar , Mengapa Anda harus ada disini," katanya kepada orang Tua itu. Orang tua memberi isyarat dengan jarinya.  Dia sedikit marah, tetapi melihat senyum Gina yang tulus, dia hanya memandanginya agak lama dan tidak ber ucap apapun.
 
"Sedikit lagi," ia berkata. Dan dengan Pelayan itu dituangkan di dalam gelas perlahan sehingga bir itu sedikit tumpah di cawan dan ia berlari mengambil lap untuk membersihkannya. "Terima kasih," kata orang tua itu.
 
Pelayan mengambil kembali botol dalam kafe. Dia duduk di meja dengan rekannya lagi.  "Dia sebenarnya tidak pernah mabuk ," katanya Gina pada teman pelayan yang lain.   "Dia memang datang  setiap malam dan itu karena sesuatu sebab." kata Gina. Sebenarnya dia punya banyak uang, tetapi ada masalah besar yang harus dia di tanggung.
 
Tetapi, entah karena apa, dari beberapa pelayan kafe itu hanya Gina yang memdapat cocok untuk melayani orang tua itu. Dan lebih paranhya, dia banyak cerita tentang bisnisnya yang sedang dalam masa kurang baik. Ya... ! Orang tua itu namanya Gonzalo Aratinoga. Hanya dengan Gina dia berbagi, karena isterinya sudah tiada.
 
Kali ini Gina menjadi bingung, karena harus menemani orang tua itu setiap malam, tetapi, sebagai seorang bujangan, Gina merasakan memang ada hal yang berbeda. Itu karena, selain tips yang diberikannya jauh lebih banyak, dan mungkin dia tahu tentang sesuatu yang ada di balik hati orang tua itu. Gina tahu bahwa orang tua itu sebenarnya tidak terlalu tua. Dia hanya sekitar 45 tahun usianya dan dari wajahnya masih tampak cerah ketika terkena sinar lampu.
 
Dia juga bercerita tentang Lolita, anaknya, yang telah disekolahkan di Harvard Business School  selama 4 tahun. Tetapi kali ini, setelah  diberi kewenangan mengurus perusahaannya, ternyata belum menunjukkan kemampuan seperti yang diharapkan. Karena itu dia sangat marah, karena barang yang di kirim ke Florida senilai Rp. 15 M sedang dalam masalah. 

Kemarahannya memang hampir tidak terbendung, karena pada situasi krisis ekonomi ini dia tetap harus membayar tenaga kerja dengan penuh. Maka jika seluruh hartanya di uangkan dia hanya mampu membayar tenaga kerja selama 4 bulan lagi. Jika gagal, maka semuanya selesai dan kembali menjadi orang yang hidup miskin.
Dina sebenarnya adalah pemilik Kafe it, tetapi karena alas an tertentu, Gina juga merangkap menjadi pelayan. Sebelumnya, tidak jarang Gina menemukan pelanggan yang bermasalah, tetapi itu semua tidak seperti orang tua itu. 

Hari-hari dan bulan berlalu, dan Gina tetap setia melayani orang tua itu dengan tingkah laku semakin berbeda, Entahlah karena apa, yang pasti dia semakin tampak ceria dan menyengkan ketika orang melihatnya.
 
Waktu pun menjadi tidak terasa dan berlalu selama lebih tiga bulan, dan itu artinya Gonzalo telah siap menjadi orang miskin dan tak berguna. Tetapi, entahlah apa yang terjadi, Gonzalo telah tampak berubah dan tampak bersemangat kembali.

Perubahan itu telah terjadi, dan Gina akhir akhir ini sering bertanya, "Jika bisnisnya itu gagal Apakah dia telah siap menjadi orang miskin?"  Tetapi jawaban orang tua itu untukali terakhir ini benar-benar berbeda. Tampaknya, dia mulai berubah dan telah mempersiapkan bisnis kecil dan tetap ingin memiliki masa depan. Tetapi, dia memang harus pindah ketempat yang baru dan jauh.

Setelah sampai di airport itu Lolita sengaja tidak memberi kabar pada Ayahnya, dia benar-benar merasa kasihan karena dari ulahnya itu Ayahnya menderita. Kali ini dia telah sukses menyelesaikan urusan barang kiriman itu sampai di tempat dan telah mendapat persetujuan resmi, maka semua masalah menjadi selesai.

Sebenarnya dia ingin segera menyampaikan kabar sukses itu, tetapi setelah mendengar kabar dari sopirnya yang tidak biasa, dia menundanya.
Smiling Business Women
 
Sebenarnya awal masalah Perusahaan yang di pegang Lolita memang sedang mengirim peralatan Cable, Engine Parts dan Auto Parts  beberapa merek mobil baru sejumlah 30 kontainer. 

Dan semenjak masa krisis ekonomi memang masuknya barang ke Amerika menjadi kurang lancar.  Itulah sebab kemarahan Ayahnya, karena Lolita terpaksa pinjam uang pada Ayahnya. 

Saat itu benar-benar dia merasa terpuruk, dan karen itu dia menangis di pangkuan Ayahnya untuk minta di beri pinjaman modal. Tetapi, sebagaimana orang bisnis lainya, Ayahnya telah bertindak keras dan tidak mau tahu tentang itu. 

Hanya sebuah kebetulan yang menyelamatkan dia, ketika Ayahnya tidak memberikan pinjaman modal dan Lolita menangis histeris serta memangil-manggil Almarhumah ibunya, " Ibu...! Aku harus bagaimana....!  Saat itulah jiwa seorang Ayah menjadi tergoncang, dia lantas memeluk anaknya dan berkata, "Baiklah...! Besok, semua kebutuhanmu aku cukupi" demikian katanya singkat sambil mengelus rambut putrinya.
 
Kali ini pagi yang indah bagi Lolita, tetapi dia sengaja untuk beristirahat dan tidak ingin bertemu Ayahnya karena sesuatu alasan.

Rest
Dia mendengar dari sopirnya, bahwa Ayahnya sedang dekat dengan seseorang, dan karena itu Lolita harus mencari waktu yang tepat untuk bisa menangkap basah mereka berdua. 

Lolita hanya takut, jika Ayahnya terperosok pada perempuan yang tidak tepat untuk mendampingi sampai sisa hidupnya.
 
Ya...! Saat itu Hari sedikit malam dan itu jam 7 lebih lima menit, Lolita mengedap di depan Kafe, memandangi Ayahnya sedang berdua dengan seseorang. Dia telah duduk di seberang agak jauh. Agak lama dia memperhatikan mereka dan tampak ada yang berbeda. 

Terlihat mereka  duduk dalam satu meja dan saling berhadapan di kursi di seberang meja. Tampaknya mereka bergantian berbicara dan sesekali diselingi senyuman. Sepertinya mereka telah bertemu seorang sahabat lama. 

Gambaran tentang hal yang kurang baik itu ternyata telah terhapus dengan kenyataan saat itu. Benar bahwa anak itu berparas cukup cantik dengan wajah keibuan. Dia kira-kira berusia 27-28 tahun, seperti seorang kakak Lolita. Dari jauh tampak berkulit kuning langsat, dengan rambut disisir rapi dan murah senyum, itu menurut pandangan Lolita. Mereka kelihatannya seperti sudah bisa saling mengisi dan pembicaraannya tampak cukup serasi.
 
Maka Lolita setelah mempertimbangkan sejenak, dia serentak  bergegas untuk masuk dengan sengaja, dan bahkan Ayahnya sangat terkejut karena itu.
 
Ayahnya hanya terdiam hampir tidak bisa mengeluarkan kata-kata.  " Engkau telah pulang? " katanya sedikit gemetar. Dan Lolita tersenyum, memandangi mereka berdua berganti ganti. Dia sekali lagi tersenyum mengangguk pada mereka berdua. Lolita meminta ma'af karena mengejutkan mereka dan seterusnya menyampaikan hasil perjalanannya yang intinya semua telah menjadi baik.
 
Lolita beranjak ke dekat Ayahnya dan berbisik, "Ayah, jika dia telah cocok, sebaiknya Ayah menikah saja!"

Ayahnya saat itu seperti ketakutan ada didepan Lolita, dan dia sama sekali tidak menyangka akan tindakan yang dilakukan anaknya itu. Gonzalo setengah gemetar di buatnya dan dia perlahan meraih putrinya, dan akhirnya dia tersenyum memeluk dan mencium putrinya itu dengan penuh haru.
 
Gina disebelahnya hanya tersenyum, dan memang tidak tahu tentang apa yang mereka bicarakan. Pikiran Gina tampaknya sangat sederhana. Gina telah siap segalanya, jika anak itu marah maka dia memang harus mundur. Tetapi, hal itu pasti sangat sakit jika dirasakan, dan itulah resiko yang memang harus di terima. 

Gina sejenak termenung dan seperti kosong saat itu, tetapi dia tersentak sesaat. Ketika mereka berdua memandanginya agak lama, mereka telah tersenyum dan Gina tersipu karenanya.

Insting Lolita mengatakan hal yang berbeda, dia berfikir cepat dan karenanya, tentang segala sesuatu yang ada saat ini, Ayahnya memang kurang terurus semenjak meningalnya mamanya beberapa tahun yang lalu. Karena itu, lalu Lolita mengambil tangan Ayahnya dan tangan Gina untuk di satukan. 

woman working in cafe
Gina hanya tersenyum agak malu, dan dia tidak mengucap satu kata pun. Tetapi Lolita dengan cepat memeluk Gina dengan erat dan dia berbisik, "Tolong jaga Ayah saya dengan baik," katanya. 

Kemudian dia melepas pelukan itu perlahan dengan mata yang berkaca-kaca seperti hendak menangis.
 
Itulah malam bahagia mereka bertiga, tampaknya ketika krisis ekonomi tiba  maka tidak hanya duka saja yang datang, tetapi ada suka yang tersebunyi dan menyelinap di balik itu semua.

Sekian, Terima kasih telah membacanya!
djokobiz

Lolita Pebisnis Tangguh

1 komentar :

Vegan vigi mengatakan...

saya suka artikel yang ini kakak.. mampir juga ke blog aku yatips membuat pria jatuh cinta