Rabu, 26 Desember 2012

Dia Terpaksa Menyerah

Dia Terpaksa Menyerah

Tumini Terpaksa Menyerah
Hadirnya Meilan di keluarga Bagyo belum mendapat persetujuan Tumini.

Hari-hari penuh perang dingin di keluarga Bagyo, dan Tumini semakin mendesak Bagyo sampai di titik  dimana dia hampir tidak tahan karenanya.

*** 

Benar bahwa sejak tahu Meilan suka dengan Bagyo, maka semua tatanan rumah tangga Bagyo berantakan.

“Apa yang harus dilakukan oleh Bagyo?”
“Bagaimana dia menyikapi situasi itu dengan baik dan benar?”

Dan kini hampir tiga bulan perang dingin telah terjadi, dan itu adalah bagian kecil dari waktunya yang benar-benar telah membuat bencana yang melelahkan.

Sepertinya saat itu telah ada perubahan pada diri Bagyo, “Apakah tersenyum telah mempengaruhi Otaknya?”
“ Apakah saat mereka berduka bisa menjadi sumber dari senyumnya?”
“Apakah senyum itu juga bisa menjadi sumber sukacita yang baru?”
Sepertinya Tumini telah dengan sadar menghadapi situasi yang kacau balau saat ini, bahwa ketika berperang dengan keluarganya, maka tidak ada yang bisa merubah kondisi menjadi lebih baik.

Dalam sehari-harinya, Bagyo lebih banyak diam dihadapannya, atau mungkin dia sangat menghindari dalam salah berucap. Dia tahu bahwa ucapan yang salah bisa menjadi pedang yang sangat tajam, karena itu dia sangat hati-hati untuk itu.

.
Tumini, tampaknya cenderung untuk tetap diam tentang ekstra kurikuler kegiatan mereka di masa lalu.
Dalam hati kecilnya, dimasa lalu memang telah terluka saat kuliah dan pernah memasuki lorong mimpi yang tidak baik. 

Tetapi dia sangat pandai menyimpan itu semua, bahkan untuk teman-teman mereka sendiri.

Dia telah menemukan Bagyo yang polos, cerdas dan focus pada tujuan, karena itu hampir tidak pernah membicarakan masa lalu itu yang mungkin saja lebih gelap dari pada yang dihadapi saat sekarang. 
“Bukankah itu intinya Tumini telah menjadi pembohong yang lebih baik daripada laki-laki? “

Itu hanyalah salah satu kemungkinan saja, dan sangat jelas untuk kali ini Tumini menggunakan rahasia untuk memudahkan kehidupannya.

Benar bahwa mendung  tak selamanya kelabu, dan saat itu benar berangsur keadaan berubah, dan Bagyo mulai sedikit mendapatkan kembali kebahagiaanya.
Pagi itu dia menangkap Tumini tersenyum manis saat mencuci piring di dapur dan itu ternyata membuat mereka menjadi kembali seperti tiga bulan yang lalu dalam masa bahagia yang telah hilang beberapa waktu yang lalu.

“Apa yang membuat mereka menjadi baik?”
“Mengapa saat hari penentuan semakin dekat dan mereka seperti telah siap dengan argumen masing-masing?”

Ternyata Senyum Tumini kali ini, meskipun itu tindakan sederhana, ternyata bisa mengubah dunia di sekitarnya. Dia bertanya, dan Bagyo meskipun pelan, telah dengan tegas menjawab itu semua.

”Apakah sudah membeli tiket untuk rencana ke Singapura?”  ucapnya.
“Sudah, dan Anak-anak telah disesuaikan saat liburan, sehingga mereka tidak tahu tentang masalah kita.”
“Apakah Mas yakin, setelah itu kita akan baik-baik saja?”
“Ya…! Aku ingin kita semua menjadi lebih baik, karena masih ada banyak masalah di masa depan kita yang mungkin saja lebih susah diselesaikan!” katanya perlahan.

Seperti hari-hari yang lalu, bahkan kali ini Tumini menyuruh Bagyo untuk bertamu ke tempat Meilan.
“Mas, ada baiknya dipastikan bahwa Meilan telah siap untuk memenuhi janjinya, karena itu ada baiknya sekarang Mas bertandang kesana untuk memperjelas tentang rencana itu!”

Bagyo diam sambil memperhatikan Tumini dan saat itu merasakan ada hal yang aneh atau salah dengar. Karena itu dia diam saja. Tetapi, sekali lagi Tumini menyuruhnya untuk segera berangkat, dan Bagyo mau tidak mau harus menuruti kemauan itu.

Sebuah perjalanan kecil saat itu, ketika berangkat ke Rumah Meilan, senyum Tumini dirasakan telah memfasilitasi pesan ke seluruh tubuhnya dan semuanya berbaur, mungkin tentang senang, sedih, marah, depresi, ataupun bersemangat. Bagyo yang polos selama ini tidak pernah melakukan pembelaan pada dirinya, karena dia merasa bersalah atas tindakannya.
Kali ini, karena senyuman itu, Bagyo merasa dirinya lebih tampan dan dia sedikit tersenyum di ikuti Tumini memperlakukannya berbeda.Bahkan ketika Bagyo akan pergi, Tumini bergelayut manja serta mecium Bagyo. Dan dia berpesan, “Tetapi setelah selesai, segera pulang !“ kata Tumini.
“Ya…!”.   Sahut Bagyo pelan.

Saat itu membuat Bagyo merasakan ada hal berbeda dan dipandang dirinya mendapat sedikit perhatian. Dan mungkin saja senyum itu sebenarnya menular seperti mengalir dibagian otak yang bertanggung jawab untuk ekspresi wajah Bagyo yang semakin bercahaya. 
Sampai di rumah Meilan, seperti yang dipesan Tumini, maka dia menelpon untuk memberitahu bahwa dia telah sampai. Dan sepertinya Tumini mejawab dengan ramah, seperti di masa lalu dan memberikan harapan yang baik.

Meilan, memang tidak tahu Bagyo akan datang, dan saat di membuka pintu, dia melompat ke pelukan Bagyo agak lama dan dengan manja meminta untuk di gendong masuk ke ruang tamu.
Di tempat itu, Meilan telah berbicara banyak, dan Bagyo seperti terkena sihir menjadi gembira. Bagyo bertanya pada Meilan, “Apakah telah siap sesuai kesepakatan untuk datang ke Singapura?” 
“ Ya…! Ya.! Sudah aku siapkan semua, tetapi aku perlu baju baru, apa egkau mau mengantarkan aku?”
“Ya…! Tetapi sebentar saja, nanti aku bisa kena marah!”
Meilan tersenyum sangat cantik lebih dari biasanya dan lari kekamar untuk ganti pakaian, “Nah… aku sudah siap …!” katanya manja.
Ini adalah hal yang membingungkan bagi yang tahu, “Apa yang telah mereka lakukan?”
Terlihat mereka sangat ceria di toko baju sepesial langganan Meilan, dan mereka telah menemukan semua yang di cari.

Malam hampir jam 9 dan Bagyo berpamitan untuk pulang, dan Meilan sangat manja mencium Bagyo serta menyampaikan, “Hati-hati…! Pelan-pelan saja ya..!”
Bagyo hanya mengangguk dan berlalu.


Meilan memang bukan gadis biasa. Dalam kehidupan ada suka dan duka, tetapi, bagi Meilan, untuk sukses dalam segalanya, memerlukan strategi dengan rencana yang rapi dan di ikuti tindakan tanpa kesalahan.
Karenanya itu dia telah yakin bahwa untuk mendapatkan Bagyo harus di temukan solusi yang lebih sempurna. 

Itulah tentang mereka, hanya Pria dan wanita, yang senang menikmati hak istimewa dari kekuatan mereka yang terbesar. Ini mungkin cara pilihan mereka yang akan membawa nya untuk menemukan kebahagiaan seperti yang di inginkan. 
“Apakah dia belum sadar bahwa kegembiraan sesuatu yang tidak biasa hubungan antara seorang wanita lajang dan pria menikah sebenarnya masih mendapatkan sangsi sosial yang terbuka?” 
“Lalu…!  Strategi apa yang dibuat untuk merebut Bagyo dari Tangan Tumini?”

Kita tidak pernah tahu tentang hal itu, tetapi pada kenyataan saat ini, bahwa Bendera perang Meilan dan Tumini telah di kibarkan dan Meilan yakin tidak salah pilih dan menang.

Ini hanyalah hal yang umum untuk mereka. Bahwa Wanita menyukai pria tangguh, dan pria lebih memilih penampilan yang baik. 

Hanya satu hal yang menyulitkan Meilan dan membuatnya melakukan rencana lebih sempurna dari rencana semula, karena jika ada 100 orang untuk menilai kecantikan antara Meilan dan Tumini, maka mereka memiliki nilai kecantikan yang hampir sama. Bukankah  karena itu Meilan merasa semakin memiliki tantangan dan membuat setrategi lebih jitu? 

Hal yang tidak biasa, “Mengapa Meilan berani meyampaikan perasaan cintanya dihadapan Bagyo dan Tumini? “

Sebuah pemikiran gadis cerdas seperti Meilan, bahwa Bagyo benar-benar ideal baginya. Dia tidak seperti pria kebanyakan dan Meilan menemukan Bagyo sebagai pria yang kuat dan dominan.

Mungkin saja orang lain telah menilai Meilan adalah seorang Gadis konyol, dan tidak bermoral. Tetapi, Apakah itu bukan ide gila? Apakah Meilan telah siap  menghadapi segalanya?

Semakin banyak pertanyaan dalam pikiran Meilan, tampaknya dia mampu melakukan dialog dengan dirinya sediri dengan baik. Dia telah menemukan masalah dan dia bertanya dengan dirinya sendiri dengan ungkapan yang sangat berani meskipun untuk orang biasa tentang hal demikian dianggap tabu.

Sebagai tindak lanjutnya, Meilan, dengan fakta yang ada, telah terbukti saat itu dia merasa feminine. Oleh karenya,  dia perlu menemukan seorang pria yang maskulin seperti Bagyo. “Apakah ini ada yang salah?”
“Bukankan dalam sejarah juga telah terbukti, bahwa Cleopatra juga hanya ingin hidup dengan pria idamannya?”
“Jika Anda seorang perempuan, bukankah Anda juga ingin memiliki pria yang kuat? “
“Benarkah Anda juga sangat termotivasi  karena ingin mendapatkan dan membutuhkan pria handal, mandiri dan kuat seperti Bagyo? “

Itu adalah hanya gejala umum bahwa  perempuan seperti Meilan, sadar terprogram untuk respon seksual pada pria dengan nilai tinggi dari diri mereka sendiri dan yang ada pada laki-laki adalah nilai yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki lain di kalangan mereka.

Kali ini, dalam masa penantian selama 3 bulan, Meilan telah membuat rencana pasti secara detail untuk memenangkan tantangan merebut seorang pria dengan dominasi dan aura. 

Maka Meilan seperti perempuan lainnya, bahwa dia lebih memilih jenis laki-laki dan terangsang dengan menjadi tunduk dan oleh orang-orang yang dominan. Itulah  hal yang paling mungkin dan semakin  nyata, bahwa dalam kamar tidur, ketidaksetaraan bisa saja mengalahkan kesetaraan.
“Apa yang membuat Meilan semakin termotivasi?”

Maka Anda sendiri akan tahu tentang hal itu bahwa hampir setiap kualitas,  telah mampu memicu gairah yang dominan laki-laki dalam otak perempuan.  Ini termasuk aroma dominan, hubungan dominan, suara yang dalam, tinggi, angkuh, keberanian, menampillkan kekayaan, tegas serta bijaksana.

Lalu mengapa Bagyo memiliki karakteristik seorang pria dominan?  Hal itu, dapat terlihat bahwa dia ambisius, pelaku tindakan yang nyaman dan tepat, percaya diri dan dia memancarkan kekuatan. 

Hal ini seperti  mengatakan dalam setiap wanita memiliki naluri mendalam yang meminta dia untuk condong ke laki-laki seperti Bagyo. 
Bagyo dalam keterbatasan seorang pria normal. Sebenarnya dia seorang pria menikah di sisi lain sudah berkomitmen dengan Tumini yang cantik dan yang pasti tidak memiliki harapan tersebut dari teman wanita single seperti Meilan.

Bagyo merenungkan perjalanan nasibnya, dan dia berfikir, “Apakah itu normal untuk menikah dan masih sesekali tergila-gila oleh perempuan lain?”
“Apakah kebanyakan, mereka mengatakan  itu adalah normal?”

Bagyo tahu  bahwa dibutuhkan orang yang kuat untuk menahan godaan. “Apakah dia termasuk orang kebanyakan yang mengambil sumpah pernikahan mereka terlalu ringan? “
“Apakah dia menemukan dirinya tertarik pada beberapa orang cantik dan enerjik?”

Masalah Bagyo, Tumini dan Meilan, sangat susah untuk di urai, dalam hal ini ibarat seperti mengurai benang yang kusut.  “Mengapa mereka masuk kedalam lingkaran benang kusut? “  Itu karena mereka telah masuk pada alasan utama antara pria tampan lain atau wanita yang menggoda.
“Apa mungkin telah tergoda karena mereka Dan “buah terlarang”?”

Ini tampaknya telah menjadi sifat manusia untuk menginginkan apa yang mereka tidak bisa memiliki. Jadi sebagai kuncinya semestinya mereka selalu jujur satu sama lain sejak pertama-tama.
Kita telah tahu bahwa manuwer cinta kebanyakan mengelilingi kepercayaan istirahat menyelinap, dan itu yang sulit untuk mendapatkan kembali ketika sekali telah hilang.

Diantara mereka sebenarnya sudah lama tidak cemburu atau curiga satu sama lain, dan mereka tidak keberatan jika yang lain melihat orang lain karena mereka tahu karena saling percaya.
Sepertinya telah hadir di pikiran Bagyo bahwa dia sudah menikah, tetapi ada lintasan dan berfantasi semua yang dia inginkan, meskipun dia juga tahu itu seharusnya jangan disentuh.

Tetapi Bagyo adalah tetap manusia biasa, seperti nenek moyang yang paling awal. Pada waktu yang berbeda, selama siklusnya datang, dan dia  akan tertarik pada berbagai jenis perempuan.
Tetapi godaan yang selalu datang padanya adalah salah, karena sebenarnya dia dengan isterinya masih memiliki hubungan yang hebat sebagai suami istri.

Benar bahwa Bagyo mencintainya Tumini lebih dari apapun dan tidak pernah akan mengkhianati dia. Atau  mungkin saja ada yang telah beruhah, “Apa ada bagian dari dirinya yang ingin tahu tentang bagaimana rasanya untuk memiliki hubungan dengan perempuan lain?”

Mungkin saja pada awalnya Bagyo merasa bersalah tentang memiliki fantasi. Tapi sekarang Bagyo menyadari bahwa berfantasi tentang perempuan lain mungkin bisa menjadi cara yang aman dan sehat untuk mengeksplorasi perasaan penuh nafsu tanpa merasakan ada kecurangan.

“Apakah itu benar menurut Anda?”
“Apakah Bagyo menemukan beberapa alasan untuk  diferensial hubungan dalam kriteria daya tarik?”
“Apa keadaan yang membuat Bagyo menjadi merasa tidak bersalah?”
“Apakah  karena dia sangat tampan sehingga memiliki lebih banyak kesempatan untuk menyimpang?”
“Apakah dia memiliki testosteron yang lebih tinggi daripada pria yang kurang menarik secara fisik? “
“Apakah perempuan secara naluriah tahu ini karena yakin dengan pria yang jauh lebih tampan memiliki keseimbangan kekuatan hubungan?”

Itulah semua pertanyaan yang bisa timbul dan terjadi pada pria yang normal dalam dialog dengan hati nuraninya sendiri.
Kabar baiknya, kali ini, Meilan belum malakukan perselingkuhan secara fisik, tetapi dalam banyak ungkapan, Meilan menjadi berlebih dalam menunjukkan hubungan pertemanan dengan Bagyo.
Itu bisa di lihat saat ada tugas bersama di luar kota, meskipun dalam masyarakat dan usia di mana monogami masih dianggap norma. 

Lalu, “Benarkah berapa banyak wanita lajang menikmati dan mendapatkan kebahagianan dari pria menikah?”
“Atau mungkin mereka tidak sengaja menemukan fakta sederhana dari sifat manusia yang membuat rumput di sisi lain pagar selalu tampil lebih hijau?”
“Apakah mereka tahu perselingkuhan tidak datang dengan harapan dari komitmen jangka panjang? “

Mungkin saja Meilan, adalah perempuan dengan beruntun kompetitif yang kuat dalam kepribadian mereka juga mungkin tertarik pada pria yang sudah menikah.
Seperti seorang perempuan, mungkin bersedia untuk mengambil seorang pria menikah sebagai kekasih. Hal ini jika hanya untuk membuktikan bahwa ia lebih unggul dari kebanyakan para istri. Yang pasti ketika datang memiliki barang-barang yang menarik perhatian pria.

Tetapi pria seperti Bagyo yang telah  menikah, percaya bahwa berada dalam hubungan jangka panjang membuat perbedaan dalam sikap pria untuk teman perempuannya. Memang dalam dunia luas, mungkin pergaulan  orang-orang seperti ini tampaknya lebih perhatian tentang keinginan kekasih mereka dan memperlakukannya seperti layaknya seorang wanita.

Atau bahkan setelah menikah juga menjamin pengalaman hubungan yang lebih besar dan lebih sabar ketika datang untuk berurusan dengan wanita lain.
Kita memang tidak mungkin banyak bertanya tentang hal yang belum tahu,  bahkan tentang munculnya  elemen fantasi memegang kunci untuk menarik antara seorang wanita lajang dan pria yang sudah menikah.

Meilan saat ini memang sedang mabuk dengan fantasi, dan dengan kekuatannya yang telah memaksa seorang terpasang untuk menipu pada istrinya. Sementara Bagyo, bisa menjalani fantasi seksualnya, meskipun yang jelas istrinya tidak akan pernah setuju. 
“Apakah dunia telah terbalik? “ Karena hal kebanyakan terjadi adalah ketika seorang wanita lajang memilih berkencan dengan pria yang sudah menikah, dia umumnya lebih menyukai seseorang yang kaya dan sukses.  Dan itu biasa memastikan bahwa dia dihibur dalam gaya dan bahkan mungkin terlibat dengan hadiah-hadiah mahal dari waktu ke waktu.

Hal yang sangat logis untuk kasus itu, dan selain daya tarik seorang kekasih yang kaya, pria menikah yang lebih tua juga memiliki banyak kepercayaan dan keyakinan diri yang datang dengan pengalaman.
Tetapi hal itu tidak terjadi pada Meilan, karena dia sebenarnya lebih kaya dari siapapun yang ada di lingkungannya. Dengan demikian, sebenarnya kasus seperti ini mungkin saja tidak ada untuk di tempat kita.

Dan benar ada pertanyaan yang berat untuk di jawab dengan jujur, “Mengapa dia cantik, muda, kaya, wanita lajang yang lebih memilih terlibat dengan pria menikah?”

Karena itu, kita tidak pernah mampu menjawab semua pertanyaan, sementara itu datang dari perasaan perempuan yang sangat dalam dan tertutup.
Hari berjalan sampai anak-anak Bagyo, dua orang perempuan cantik telah tiba pada hari liburan sekolah, dan kali ini seperti layaknya anak-anak, maka berlibur adalah impian yang menyenangkan.

Pagi yang cerah, mereka telah ada di Singpura. Anak-anak Bagyo, bersama guide professional, telah di antar sendiri untuk pergi melancong, menikmati apa tentang kesukaan Anak-anak yang telah disiapkan sebelumnya.
Maka seperti yang telah di rencanakan, Bagyo dan Tumini berada dalam sebuah ruang tertutup  untuk melakukan negosiasi. Dari pintu  kaca itu, tersembul wajah Meilan dengan Ceria mengangguk dan tersenyum untuk keduanya.

Tumini dengan segudang pengalamannya, seperti telah mempersiapkan pembelaan yang sangat teliti. Hal ini mungkin sudah disusun sangat jauh dan hampir tidak ada lubang untuk sela bagi Meilan.
Maka perdebatan berlangsung cukup lama hapir dua jam tetapi  masing-masing tetap bertahan untuk mendapatkan menang.

Mereka tampak lelah dalam berargumentasi bergantian, dan saat itu Meilan hanya tersenyum tipis menyampaikan hal-hal penting yang perlu disampaikan, dan katanya. “ Apakah ada batasan, jika Anda menyukai seseorang dan Anda merealisasikan keinginan Anda?” 

Tumini berfikir sebentar dan dia bertahan, “ Aku hidup bersama Mas Bagyo telah lama mengikat perkawinan ini dan karenanya aku benar-benar mempertahankan!” seru Tumini dengan mata berkaca-kaca.
Saat itu hampir mirip dengan yang terjadi di pertemuan pertama, dan benar-benar mereka tetap saling bertahan. 

Akirnya dari mulut Meilan terucap, “Mbak Tumini, aku benar-benar meminta keikhlasan untuk berbagi! ” kata Meilan perlahan dan setelah itu  sepertinya tidak ada kata-kata lagi yang terucap diantara mereka dan sunyi senyap.
Dan di kursi itu telah terjadi peristiwa yang luar biasa, Terlihat Meilan seperti perlahan jatuh pingsan. 

Tumini dan Bagyo serentak menggapai Meilan dan membuat selojor di kursi panjang itu. 

“Dia telah pingsan!” Dan sesaat kemudian datang tim kesehatan dari Hotel untuk memeriksanya.

Tetapi, dokter itu menyarankan dengan cepat untuk membawa ke sebuah rumah sakit yang di tunjuk segera agar jiwanya tertolong. Maka semua menjadi panik dan benar mereka tidak mampu melanjutkan sisa agenda pertemuan penting itu.
Bagyo dan Tumini lari bersama untuk mendapat angkutan Ambulance, tetapi tidak ada.
Dan dengan keputusan cepat, maka Bagyo menyewa Helicopter, menggendong Meilan dan membawanya masuk bersama Tumini untuk mengangkut segera ke rumah sakit itu.

Tetapi, dalam perjalanan, tumini ikut panik. Di sela waktu yang tak terlihat oleh Tumini, sepertinya Meilan membuka matanya dan berkedip kepada Bagyo. Dan dia hanya diam seolah tidak tahu.
Mereka bertiga akhirnya sampai ke rumah sakit yang di tuju, tetapi Bagyo dan Tumini tidak boleh masuk ke ruangan khusus untuk itu.

Bagyo, selanjutnya memeluk tumini yang sedang menangis, dia merasa, jika nyawanya tidak tertolong, maka akan menyebabkan kematian Meilan.
Saat itulah Dokter menyampaikan, bahwa pasien dalam keadaan depresi berat, dan belum siuman, tetapi masih dalam batas yang positif.

Tumini, akhirnya dalam tangisnya, menyampaikan, “ Mas..Aku menyerah..! Jika itu yang terbaik, sebelum terlambat, surat itu saya setuju, dan ini demi kebaikan kita semuanya.”

Bagyo hampir tidak menyangka tentang hal itu, “Apa..? Jadi…!  Jadi…. kamu setuju!”
“Ya.. Mas…tetapi.. berjanjilah untuk bisa bertindak adil!” kata Tumini lemah dalam tangisnya.
.
Mata hari pagi, telah muncul pada hari kedua, dan di sana di sudut taman rumah sakit itu ada sesuatu yang unik. 
 Seseorang mendorong kursi roda, dan ada seorang lelaki di sampingnya. Dia adalah Tumini yang mendorong kursi roda itu tersenyum manis serta Bagyo yang mungkin saja merasakan sangat bahagia. 

Di depan, agak jauh, kedua anak Bagyo, ber kata-kata” Tante…! Besok tahun depan, apa boleh kita kesini lagi”

Meilan saat itu diatas kursi roda, tersenyum cantik, dan ” Iya …!  Iya… sayang.. !  Do’a kan Tante cepat sembuh ya!” kata Meilan sedikit manja. “Iya ….Ya..! Tante…! Terima kasih …! Dan mereka datang mecium tangan Meilan dan terus berlarian di taman itu mendapatkan dunianya sendiri.

Tampaknya mereka semua menjadi lebih baik dan telah bisa menemukan terbaik dalam hidupnya. Apakah benar Tumini telah siap di poligami?

Kesadaran Tumini telah terbagi, antara keinginan yang tidak sesuai dengan harapan. Ini tidak seperti dulu, bahwa dia telah tahu tentang pria bujangan. Dan Bagyo bukan orang seperti itu, dia bukan bujangan yang yang telah kehilangan kesempatan untuk membuat seorang wanita menderita. 
Tetapi kali ini justru mampu membuat dua orang perempuan bisa menderita. "Apakah betul demikian?" Yang jelas, jika Bagyo menempatkan manusia di bulan maka dia harus mampu menempatkan mereka semua di sana, agar tidak ada rasa kesepian yang sering membuatnya sakit.

Memang keadaan saat itu seperti tidak biasa, tetapi kita tahu bahwa di dunia ini yang pasti tidak ada yang sempurna dan Anda harus tahu itu sebelum orang lain memberi tahu Anda.   “Setujukan …!”

“Mengapa kita harus setuju?” Karena ada beberapa alasan mengapa mereka semua berlomba untuk mendapat kebahagiaan sempurna, padahal itu sebenarnya sudah ada pada diri kita masing-masing.  
Seperti Tumini, sebenarnya adalah perempuan yang tangguh, tetapi setiap manusia selalu ada keterbatasan yang kita tidak pernah tahu.

Sebuah makna besar tentang kebahagiaan yang sebenarnya kita cari dan itu hanya perlu sedikit saja usaha untuk menemukan yang masih tersisa dan kita hanya perlu menerimanya itu semua dengan ikhlas.

Sekian, Terima kasih telah membacanya!
djokobiz

Tidak ada komentar :