Dia Terpaksa Menyerah
Tumini Terpaksa Menyerah
|
Hari-hari penuh perang dingin di keluarga Bagyo, dan Tumini semakin mendesak Bagyo sampai di titik dimana dia hampir tidak tahan karenanya.
***
Benar bahwa sejak tahu Meilan suka
dengan Bagyo, maka semua tatanan rumah tangga Bagyo berantakan.
“Apa yang harus dilakukan oleh
Bagyo?”
“Bagaimana dia menyikapi situasi itu
dengan baik dan benar?”
Dan kini hampir tiga bulan perang
dingin telah terjadi, dan itu adalah bagian kecil dari waktunya yang
benar-benar telah membuat bencana yang melelahkan.
Sepertinya saat itu telah ada
perubahan pada diri Bagyo, “Apakah tersenyum telah mempengaruhi Otaknya?”
“ Apakah saat mereka berduka bisa
menjadi sumber dari senyumnya?”
“Apakah senyum itu juga bisa menjadi
sumber sukacita yang baru?”
Sepertinya Tumini telah dengan sadar menghadapi
situasi yang kacau balau saat ini, bahwa ketika berperang dengan keluarganya,
maka tidak ada yang bisa merubah kondisi menjadi lebih baik.
Dalam sehari-harinya, Bagyo lebih banyak diam dihadapannya, atau mungkin dia sangat menghindari dalam salah berucap. Dia tahu bahwa ucapan yang salah bisa menjadi pedang yang sangat tajam, karena itu dia sangat hati-hati untuk itu.
.
Tumini,
tampaknya cenderung untuk tetap diam tentang ekstra kurikuler kegiatan mereka
di masa lalu.
Dalam hati kecilnya, dimasa lalu
memang telah terluka saat kuliah dan pernah memasuki lorong mimpi yang tidak
baik.
Tetapi dia sangat pandai menyimpan itu semua, bahkan untuk teman-teman mereka sendiri.
Tetapi dia sangat pandai menyimpan itu semua, bahkan untuk teman-teman mereka sendiri.
Dia telah menemukan Bagyo yang polos, cerdas dan focus pada tujuan, karena itu hampir tidak pernah membicarakan masa lalu itu yang mungkin saja lebih gelap dari pada yang dihadapi saat sekarang.
“Bukankah itu intinya Tumini telah menjadi pembohong yang lebih
baik daripada laki-laki? “
Itu hanyalah salah satu kemungkinan saja, dan sangat jelas untuk kali ini Tumini menggunakan rahasia untuk memudahkan kehidupannya.
Benar bahwa mendung
tak selamanya kelabu, dan saat itu benar berangsur keadaan berubah, dan Bagyo
mulai sedikit mendapatkan kembali kebahagiaanya.
Pagi itu dia menangkap Tumini
tersenyum manis saat mencuci piring di dapur dan itu ternyata membuat mereka
menjadi kembali seperti tiga bulan yang lalu dalam masa bahagia yang telah
hilang beberapa waktu yang lalu.
“Apa yang membuat mereka menjadi
baik?”
“Mengapa saat hari penentuan semakin dekat dan mereka seperti telah siap dengan argumen masing-masing?”
“Mengapa saat hari penentuan semakin dekat dan mereka seperti telah siap dengan argumen masing-masing?”
Ternyata Senyum Tumini
kali ini, meskipun itu tindakan sederhana, ternyata bisa mengubah dunia di
sekitarnya. Dia bertanya, dan Bagyo meskipun pelan, telah dengan tegas menjawab
itu semua.
”Apakah sudah membeli tiket
untuk rencana ke Singapura?” ucapnya.
“Sudah, dan Anak-anak telah disesuaikan
saat liburan, sehingga mereka tidak tahu tentang masalah kita.”
“Apakah Mas yakin, setelah itu kita
akan baik-baik saja?”
“Ya…! Aku ingin kita semua menjadi
lebih baik, karena masih ada banyak masalah di masa depan kita yang mungkin
saja lebih susah diselesaikan!” katanya perlahan.
“Mas, ada baiknya dipastikan bahwa
Meilan telah siap untuk memenuhi janjinya, karena itu ada baiknya sekarang Mas
bertandang kesana untuk memperjelas tentang rencana itu!”
Bagyo diam sambil memperhatikan
Tumini dan saat itu merasakan ada hal yang aneh atau salah dengar. Karena itu
dia diam saja. Tetapi, sekali lagi Tumini menyuruhnya untuk segera berangkat,
dan Bagyo mau tidak mau harus menuruti kemauan itu.
Sebuah perjalanan kecil saat itu, ketika berangkat ke Rumah Meilan, senyum Tumini dirasakan telah memfasilitasi pesan ke seluruh tubuhnya dan semuanya berbaur, mungkin tentang senang, sedih, marah, depresi, ataupun bersemangat. Bagyo yang polos selama ini tidak pernah melakukan pembelaan pada dirinya, karena dia merasa bersalah atas tindakannya.
Kali ini, karena senyuman itu, Bagyo
merasa dirinya lebih tampan dan dia sedikit tersenyum di ikuti Tumini
memperlakukannya berbeda.Bahkan ketika Bagyo akan pergi, Tumini bergelayut
manja serta mecium Bagyo. Dan dia berpesan, “Tetapi setelah selesai, segera
pulang !“ kata Tumini.
“Ya…!”. Sahut Bagyo pelan.
“Ya…!”. Sahut Bagyo pelan.
Saat itu membuat Bagyo merasakan ada
hal berbeda dan dipandang dirinya mendapat sedikit perhatian. Dan mungkin saja
senyum itu sebenarnya menular seperti mengalir dibagian otak yang bertanggung
jawab untuk ekspresi wajah Bagyo yang semakin bercahaya.
Sampai di rumah Meilan, seperti yang
dipesan Tumini, maka dia menelpon untuk memberitahu bahwa dia telah sampai. Dan
sepertinya Tumini mejawab dengan ramah, seperti di masa lalu dan memberikan
harapan yang baik.
Meilan,
memang tidak tahu Bagyo akan datang, dan saat di membuka pintu, dia melompat ke
pelukan Bagyo agak lama dan dengan manja meminta untuk di gendong masuk ke
ruang tamu.
Di tempat itu, Meilan telah
berbicara banyak, dan Bagyo seperti terkena sihir menjadi gembira. Bagyo
bertanya pada Meilan, “Apakah telah siap sesuai kesepakatan untuk datang ke
Singapura?”
“ Ya…! Ya.! Sudah aku siapkan semua,
tetapi aku perlu baju baru, apa egkau mau mengantarkan aku?”
“Ya…! Tetapi sebentar saja, nanti
aku bisa kena marah!”
Meilan
tersenyum sangat cantik lebih dari biasanya dan lari kekamar untuk ganti
pakaian, “Nah… aku sudah siap …!” katanya manja.
Ini adalah hal yang membingungkan
bagi yang tahu, “Apa yang telah mereka lakukan?”
Terlihat mereka sangat ceria di toko
baju sepesial langganan Meilan, dan mereka telah menemukan semua yang di cari.
Malam hampir jam 9 dan Bagyo
berpamitan untuk pulang, dan Meilan sangat manja mencium Bagyo serta
menyampaikan, “Hati-hati…! Pelan-pelan saja ya..!”
Bagyo hanya mengangguk dan berlalu.
Meilan memang bukan gadis biasa.
Dalam kehidupan ada suka dan duka, tetapi, bagi Meilan, untuk sukses dalam
segalanya, memerlukan strategi dengan rencana yang rapi dan di ikuti tindakan
tanpa kesalahan.
Karenanya itu dia telah yakin bahwa
untuk mendapatkan Bagyo harus di temukan solusi yang lebih sempurna.
Itulah tentang mereka, hanya Pria
dan wanita, yang senang menikmati hak istimewa dari kekuatan mereka yang
terbesar. Ini mungkin cara pilihan mereka yang akan membawa nya untuk menemukan
kebahagiaan seperti yang di inginkan.
“Apakah dia belum sadar bahwa
kegembiraan sesuatu yang tidak biasa hubungan antara seorang wanita lajang dan
pria menikah sebenarnya masih mendapatkan sangsi sosial yang terbuka?”
“Lalu…! Strategi apa yang
dibuat untuk merebut Bagyo dari Tangan Tumini?”
Kita tidak pernah tahu tentang hal
itu, tetapi pada kenyataan saat ini, bahwa Bendera perang Meilan dan Tumini
telah di kibarkan dan Meilan yakin tidak salah pilih dan menang.
Ini hanyalah hal yang umum untuk
mereka. Bahwa Wanita menyukai pria tangguh, dan pria lebih memilih penampilan yang baik.
Hanya satu hal yang menyulitkan Meilan dan membuatnya melakukan rencana lebih sempurna dari rencana semula, karena jika ada 100 orang untuk menilai kecantikan antara Meilan dan Tumini, maka mereka memiliki nilai kecantikan yang hampir sama. Bukankah karena itu Meilan merasa semakin memiliki tantangan dan membuat setrategi lebih jitu?
Hal yang tidak biasa, “Mengapa Meilan berani meyampaikan perasaan cintanya dihadapan Bagyo dan Tumini? “
Sebuah pemikiran gadis cerdas
seperti Meilan, bahwa Bagyo benar-benar ideal baginya. Dia tidak seperti pria
kebanyakan dan Meilan menemukan Bagyo sebagai pria yang kuat dan dominan.
Mungkin saja orang lain telah
menilai Meilan adalah seorang Gadis konyol,
dan tidak bermoral. Tetapi, Apakah itu bukan ide gila? Apakah Meilan telah
siap menghadapi segalanya?
Semakin banyak pertanyaan dalam
pikiran Meilan, tampaknya dia mampu melakukan dialog dengan dirinya sediri
dengan baik. Dia telah menemukan masalah dan dia bertanya dengan dirinya
sendiri dengan ungkapan yang sangat berani meskipun untuk orang biasa tentang
hal demikian dianggap tabu.
Sebagai tindak lanjutnya, Meilan,
dengan fakta yang ada, telah terbukti saat itu dia merasa feminine. Oleh
karenya, dia perlu menemukan seorang pria yang maskulin seperti Bagyo.
“Apakah ini ada yang salah?”
“Bukankan dalam sejarah juga telah
terbukti, bahwa Cleopatra juga hanya ingin hidup dengan pria idamannya?”
“Jika Anda seorang perempuan,
bukankah Anda juga ingin memiliki pria yang kuat? “
“Benarkah Anda juga sangat
termotivasi karena ingin mendapatkan dan membutuhkan pria handal, mandiri
dan kuat seperti Bagyo? “
Itu adalah hanya gejala umum
bahwa perempuan seperti Meilan,
sadar terprogram untuk respon seksual pada pria dengan nilai tinggi dari diri
mereka sendiri dan yang ada pada laki-laki adalah nilai yang lebih tinggi
dibandingkan laki-laki lain di kalangan mereka.
Kali ini, dalam masa penantian
selama 3 bulan, Meilan telah membuat rencana pasti secara detail untuk
memenangkan tantangan merebut seorang pria dengan dominasi dan aura.
Maka Meilan seperti perempuan lainnya, bahwa dia lebih memilih jenis
laki-laki dan terangsang dengan menjadi tunduk dan oleh orang-orang yang
dominan. Itulah hal yang paling mungkin dan semakin nyata, bahwa
dalam kamar tidur, ketidaksetaraan bisa saja mengalahkan kesetaraan.
“Apa yang membuat Meilan semakin
termotivasi?”
Maka Anda sendiri akan tahu tentang hal itu bahwa hampir setiap kualitas, telah mampu memicu gairah yang dominan laki-laki dalam otak perempuan. Ini termasuk aroma dominan, hubungan dominan, suara yang dalam, tinggi, angkuh, keberanian, menampillkan kekayaan, tegas serta bijaksana.
Lalu mengapa Bagyo memiliki
karakteristik seorang pria dominan? Hal itu, dapat terlihat bahwa dia
ambisius, pelaku tindakan yang nyaman dan tepat, percaya diri dan dia
memancarkan kekuatan.
Hal ini seperti mengatakan
dalam setiap wanita memiliki naluri mendalam yang meminta dia untuk condong ke
laki-laki seperti Bagyo.
Bagyo dalam keterbatasan seorang
pria normal. Sebenarnya dia seorang pria menikah di sisi lain sudah berkomitmen
dengan Tumini yang cantik dan yang pasti tidak memiliki harapan tersebut dari
teman wanita single seperti Meilan.
Bagyo merenungkan perjalanan
nasibnya, dan dia berfikir, “Apakah itu normal untuk menikah dan masih sesekali
tergila-gila oleh perempuan lain?”
“Apakah kebanyakan, mereka
mengatakan itu adalah normal?”
Bagyo tahu bahwa dibutuhkan
orang yang kuat untuk menahan godaan. “Apakah dia termasuk orang kebanyakan
yang mengambil sumpah pernikahan mereka terlalu ringan? “
“Apakah dia menemukan dirinya
tertarik pada beberapa orang cantik dan enerjik?”
Masalah
Bagyo, Tumini dan Meilan, sangat susah untuk di urai, dalam hal ini ibarat
seperti mengurai benang yang kusut. “Mengapa mereka masuk kedalam
lingkaran benang kusut? “ Itu karena mereka telah masuk pada alasan utama
antara pria tampan lain atau wanita yang menggoda.
“Apa mungkin telah tergoda karena
mereka Dan “buah terlarang”?”
Ini tampaknya telah menjadi sifat
manusia untuk menginginkan apa yang mereka tidak bisa memiliki. Jadi sebagai
kuncinya semestinya mereka selalu jujur satu sama lain sejak pertama-tama.
Kita telah tahu bahwa manuwer cinta
kebanyakan mengelilingi kepercayaan istirahat menyelinap, dan itu yang sulit
untuk mendapatkan kembali ketika sekali telah hilang.
Diantara mereka sebenarnya sudah
lama tidak cemburu atau curiga satu sama lain, dan mereka tidak keberatan jika
yang lain melihat orang lain karena mereka tahu karena saling percaya.
Sepertinya telah hadir di pikiran
Bagyo bahwa dia sudah menikah, tetapi ada lintasan dan berfantasi semua yang
dia inginkan, meskipun dia juga tahu itu seharusnya jangan disentuh.
Tetapi Bagyo adalah tetap manusia
biasa, seperti nenek moyang yang paling awal. Pada waktu yang berbeda, selama
siklusnya datang, dan dia akan tertarik pada berbagai jenis perempuan.
Tetapi godaan yang selalu datang
padanya adalah salah, karena sebenarnya dia dengan isterinya masih memiliki
hubungan yang hebat sebagai suami istri.
Benar bahwa Bagyo mencintainya
Tumini lebih dari apapun dan tidak pernah akan mengkhianati dia. Atau
mungkin saja ada yang telah beruhah, “Apa ada bagian dari dirinya yang
ingin tahu tentang bagaimana rasanya untuk memiliki hubungan dengan perempuan
lain?”
Mungkin saja pada awalnya Bagyo
merasa bersalah tentang memiliki fantasi. Tapi sekarang Bagyo menyadari bahwa berfantasi tentang perempuan
lain mungkin bisa menjadi cara yang aman dan sehat untuk mengeksplorasi
perasaan penuh nafsu tanpa merasakan ada kecurangan.
“Apakah itu benar menurut Anda?”
“Apakah Bagyo menemukan beberapa
alasan untuk diferensial hubungan dalam kriteria daya tarik?”
“Apa keadaan yang membuat Bagyo
menjadi merasa tidak bersalah?”
“Apakah karena dia sangat
tampan sehingga memiliki lebih banyak kesempatan untuk menyimpang?”
“Apakah dia memiliki testosteron
yang lebih tinggi daripada pria yang kurang menarik secara fisik? “
“Apakah perempuan secara naluriah
tahu ini karena yakin dengan pria yang jauh lebih tampan memiliki keseimbangan
kekuatan hubungan?”
Itulah semua pertanyaan yang bisa
timbul dan terjadi pada pria yang normal dalam dialog dengan hati nuraninya sendiri.
Kabar baiknya, kali ini, Meilan
belum malakukan perselingkuhan
secara fisik, tetapi dalam banyak ungkapan, Meilan menjadi berlebih dalam
menunjukkan hubungan pertemanan dengan Bagyo.
Itu bisa di lihat saat ada tugas
bersama di luar kota, meskipun dalam masyarakat dan usia di mana monogami masih
dianggap norma.
Lalu, “Benarkah berapa banyak wanita
lajang menikmati dan mendapatkan kebahagianan dari pria menikah?”
“Atau mungkin mereka tidak sengaja
menemukan fakta sederhana dari sifat manusia yang membuat rumput di sisi lain
pagar selalu tampil lebih hijau?”
“Apakah mereka tahu perselingkuhan
tidak datang dengan harapan dari komitmen jangka panjang? “
Mungkin saja Meilan, adalah perempuan dengan beruntun kompetitif yang kuat
dalam kepribadian mereka juga mungkin tertarik pada pria yang sudah menikah.
Seperti seorang perempuan, mungkin
bersedia untuk mengambil seorang pria menikah sebagai kekasih. Hal ini jika
hanya untuk membuktikan bahwa ia lebih unggul dari kebanyakan para istri. Yang
pasti ketika datang memiliki barang-barang yang menarik perhatian pria.
Tetapi pria seperti Bagyo yang telah
menikah, percaya bahwa berada dalam hubungan jangka panjang membuat
perbedaan dalam sikap pria untuk teman perempuannya. Memang dalam dunia luas,
mungkin pergaulan orang-orang seperti ini tampaknya lebih perhatian
tentang keinginan kekasih mereka dan memperlakukannya seperti layaknya seorang
wanita.
Atau bahkan setelah menikah juga
menjamin pengalaman hubungan yang lebih besar dan lebih sabar ketika datang
untuk berurusan dengan wanita lain.
Kita memang tidak mungkin banyak
bertanya tentang hal yang belum tahu, bahkan tentang munculnya
elemen fantasi memegang kunci untuk menarik antara seorang wanita lajang
dan pria yang sudah menikah.
Meilan saat ini memang sedang mabuk dengan fantasi, dan dengan kekuatannya yang telah memaksa seorang
terpasang untuk menipu pada istrinya. Sementara Bagyo, bisa menjalani fantasi
seksualnya, meskipun yang jelas istrinya tidak akan pernah setuju.
“Apakah dunia telah terbalik? “
Karena hal kebanyakan terjadi adalah ketika seorang wanita lajang memilih
berkencan dengan pria yang sudah menikah, dia umumnya lebih menyukai seseorang
yang kaya dan sukses. Dan itu biasa memastikan bahwa dia dihibur dalam
gaya dan bahkan mungkin terlibat dengan hadiah-hadiah mahal dari waktu ke
waktu.
Hal yang sangat logis untuk kasus
itu, dan selain daya tarik seorang kekasih yang kaya, pria menikah yang lebih
tua juga memiliki banyak kepercayaan dan keyakinan diri yang datang dengan
pengalaman.
Tetapi hal itu tidak terjadi pada
Meilan, karena dia sebenarnya lebih kaya dari siapapun yang ada di
lingkungannya. Dengan demikian, sebenarnya kasus seperti ini mungkin saja tidak
ada untuk di tempat kita.
Dan benar ada pertanyaan yang berat
untuk di jawab dengan jujur, “Mengapa dia cantik, muda, kaya, wanita lajang
yang lebih memilih terlibat dengan pria menikah?”
Karena itu, kita tidak pernah mampu
menjawab semua pertanyaan, sementara itu datang dari perasaan perempuan yang
sangat dalam dan tertutup.
Hari berjalan sampai anak-anak
Bagyo, dua orang perempuan cantik telah tiba pada hari liburan sekolah, dan
kali ini seperti layaknya anak-anak, maka berlibur adalah impian yang
menyenangkan.
Pagi yang cerah, mereka telah ada di Singpura. Anak-anak Bagyo, bersama guide professional, telah di antar sendiri untuk pergi melancong, menikmati apa tentang kesukaan Anak-anak yang telah disiapkan sebelumnya.
Maka seperti yang telah di
rencanakan, Bagyo dan Tumini berada dalam sebuah ruang tertutup untuk
melakukan negosiasi. Dari pintu kaca itu, tersembul wajah Meilan dengan
Ceria mengangguk dan tersenyum untuk keduanya.
Tumini dengan segudang pengalamannya, seperti telah mempersiapkan pembelaan yang sangat teliti. Hal ini mungkin sudah disusun sangat jauh dan hampir tidak ada lubang untuk sela bagi Meilan.
Maka perdebatan berlangsung cukup
lama hapir dua jam tetapi masing-masing tetap bertahan untuk mendapatkan
menang.
Mereka tampak lelah dalam
berargumentasi bergantian, dan saat itu Meilan hanya tersenyum tipis
menyampaikan hal-hal penting yang perlu disampaikan, dan katanya. “ Apakah ada
batasan, jika Anda menyukai seseorang dan Anda merealisasikan keinginan
Anda?”
Tumini
berfikir sebentar dan dia bertahan, “ Aku hidup bersama Mas Bagyo telah lama
mengikat perkawinan ini dan karenanya aku benar-benar mempertahankan!” seru
Tumini dengan mata berkaca-kaca.
Saat itu hampir mirip dengan yang
terjadi di pertemuan pertama, dan benar-benar mereka tetap saling
bertahan.
Akirnya dari mulut Meilan terucap,
“Mbak Tumini, aku benar-benar meminta keikhlasan untuk berbagi! ” kata Meilan perlahan dan setelah
itu sepertinya tidak ada kata-kata lagi yang terucap diantara mereka dan sunyi
senyap.
Dan di kursi itu telah terjadi
peristiwa yang luar biasa, Terlihat Meilan seperti perlahan jatuh
pingsan.
Tumini dan Bagyo serentak menggapai
Meilan dan membuat selojor di kursi panjang itu.
“Dia telah pingsan!” Dan sesaat
kemudian datang tim kesehatan dari Hotel untuk memeriksanya.
Tetapi, dokter itu menyarankan
dengan cepat untuk membawa ke sebuah rumah sakit yang di tunjuk segera agar
jiwanya tertolong. Maka semua menjadi panik dan benar mereka tidak mampu melanjutkan
sisa agenda pertemuan penting itu.
Bagyo dan Tumini lari bersama untuk mendapat
angkutan Ambulance, tetapi tidak ada.
Dan dengan keputusan cepat, maka
Bagyo menyewa Helicopter,
menggendong Meilan dan membawanya masuk bersama Tumini untuk mengangkut segera
ke rumah sakit itu.
Tetapi, dalam perjalanan, tumini
ikut panik.
Di sela waktu yang tak terlihat oleh Tumini, sepertinya Meilan membuka matanya
dan berkedip kepada Bagyo. Dan dia hanya diam seolah tidak tahu.
Mereka bertiga akhirnya sampai ke
rumah sakit yang di tuju, tetapi Bagyo dan Tumini tidak boleh masuk ke ruangan
khusus untuk itu.
Bagyo, selanjutnya memeluk tumini
yang sedang menangis, dia merasa, jika nyawanya tidak tertolong, maka akan menyebabkan
kematian Meilan.
Saat itulah Dokter menyampaikan,
bahwa pasien dalam keadaan depresi berat, dan belum siuman, tetapi masih dalam
batas yang positif.
Tumini,
akhirnya dalam tangisnya, menyampaikan, “ Mas..Aku menyerah..! Jika itu yang
terbaik, sebelum terlambat, surat itu saya setuju, dan ini demi kebaikan kita
semuanya.”
Bagyo hampir tidak menyangka tentang hal itu, “Apa..? Jadi…! Jadi…. kamu setuju!”
“Ya.. Mas…tetapi.. berjanjilah untuk
bisa bertindak adil!” kata Tumini lemah dalam tangisnya.
.
.
Mata hari pagi, telah muncul pada
hari kedua, dan di sana di sudut taman rumah sakit itu ada sesuatu yang
unik.
Seseorang mendorong kursi roda, dan ada
seorang lelaki di sampingnya. Dia adalah Tumini yang mendorong kursi roda itu
tersenyum manis serta Bagyo yang mungkin saja merasakan sangat bahagia.
Di depan, agak jauh, kedua anak Bagyo, ber kata-kata” Tante…! Besok tahun depan, apa boleh kita kesini lagi”
Meilan saat itu diatas kursi roda,
tersenyum cantik, dan ” Iya …! Iya… sayang.. ! Do’a kan Tante cepat
sembuh ya!” kata Meilan sedikit manja. “Iya ….Ya..! Tante…! Terima kasih …! Dan
mereka datang mecium tangan Meilan dan terus berlarian di taman itu mendapatkan
dunianya sendiri.
Tampaknya mereka semua menjadi lebih
baik dan telah bisa menemukan terbaik dalam hidupnya. Apakah benar Tumini telah
siap di poligami?
Kesadaran Tumini telah terbagi, antara keinginan yang tidak sesuai dengan harapan. Ini tidak seperti dulu, bahwa dia telah tahu tentang pria bujangan. Dan Bagyo bukan orang seperti itu, dia bukan bujangan yang yang telah kehilangan kesempatan untuk membuat seorang wanita menderita.
Tetapi
kali ini justru mampu membuat dua orang perempuan bisa menderita. "Apakah
betul demikian?" Yang jelas, jika Bagyo menempatkan manusia di bulan maka
dia harus mampu menempatkan mereka semua di sana, agar tidak ada rasa kesepian
yang sering membuatnya sakit.
Memang keadaan saat itu seperti
tidak biasa, tetapi kita tahu bahwa di dunia ini yang pasti tidak ada yang
sempurna dan Anda harus tahu itu sebelum orang lain memberi tahu Anda.
“Setujukan …!”
“Mengapa kita harus setuju?” Karena
ada beberapa alasan mengapa mereka semua berlomba untuk mendapat kebahagiaan
sempurna, padahal itu sebenarnya sudah ada pada diri kita masing-masing.
Seperti Tumini, sebenarnya adalah
perempuan yang tangguh, tetapi setiap manusia selalu ada keterbatasan yang kita
tidak pernah tahu.
Sebuah makna besar tentang
kebahagiaan yang sebenarnya kita cari dan itu hanya perlu sedikit saja usaha
untuk menemukan yang masih tersisa dan kita hanya perlu menerimanya itu semua
dengan ikhlas.
Sekian, Terima kasih
telah membacanya!
djokobiz
Tidak ada komentar :
Posting Komentar