BRAM
ITU TERNYATA ORANG BAIK
BRAM
ITU TERNYATA ORANG BAIK
|
Bajunya masih bagus dan hanya kotor, setelan tetapi acak-acakan, dengan rambut hitam agak abu-abu, wajah tampak kusut.
Saya sedang duduk di bangku di seberang jalan mengamati,"Sendang apa dia dan apa yang dilakukan? Tetapi sepertinya dia telah terjatuh.
Kudatangi orang itu, diam saja. Tetapi aku bangunkan dan ku bawa ke bangku itu, dia mau duduk dan diam saja. Tetapi, aku tidak bisa meninggalkannya begitu saja. Lalu aku mengeluarkan tisue dan kulap mukanya.
***
Sebenarnya dia tampan tetapi tidak terawat. Ku ambil air dan kue dari tasku dn kuberikan padamya. Dia suka dengan caraku, tetapi Brendi itu aku ambil. Aku bisikkan ditelinganya,"Ini tidak baik untuk kesehatan, ma'af aku buang."
Dia hanya memandang saja kepadaku, tetapi pikiran kurang ajarku muncul, dan tanganku mengambil sisir besar dan kucoba menata rambutnya sebentar. Lalu aku pergi, dan dia hanya memandang kearahku saja.
Sampai di kantor, aku berfikir. Orang itu tinggi, tampan dan hanya bajunya kotor.
***
Hari berikutnya, di bangku di sebelah kanan saya, memang kosong tetapi ada," Suara tongkat, ...Ya...!" Saya pertama kali mendengar dan melihat
pria itu, tongkatnya keras
menekan jalan beton paving saat ia datang ke arah ku. Dia berkelok-kelok sedikit dan menggunakan
tongkat untuk mendukung langkahnya seperti sedang sedikit mabuk.
Saat ia mendekati katak, tongkatnya menyapu keluar di atas bangku. Makhluk-makhluk bergegas untuk
keselamatan sebagai
orang tertawa lembut.
.
orang tertawa lembut.
.
Salah satu dari anak-anak melesat di depan pria, mengejar
bola. Aku mendengar dia mengutuk anak saat ia tetap berjalan.
Aku berjalan keluar dari taman ke Cafe Monas, dekat pintu masuk. Tugu itu tampak gagah menjuntai ke langit. Taman itu sebenarnya indah, tapi tampak kurang terawat.
Aku berjalan keluar dari taman ke Cafe Monas, dekat pintu masuk. Tugu itu tampak gagah menjuntai ke langit. Taman itu sebenarnya indah, tapi tampak kurang terawat.
Di
kafe taman itu Dia duduk dua meja diseberang sana. Saya agak jauh
dan menyantap makanan yang sudah disajikan sebelum dia datang bahkan dia baru
mendekati untuk pesanan nya.
Jiwanya seperti agak melayang, "Bagaimana Anda bisa menunggu di sekitar sini?" geramnya.
Pelayan mengabaikan komentarnya. "Apa yang akan Anda pesan?" tanyanya. "Bir..!", katanya agak keras, seperti tidak ada orang lain ditempat itu. Pekerjaannya hanya minum dan minum lagi. Tetapi dia memang selalu membayar minuman itu lebih.
Selama beberapa bulan berikutnya aku melihatnya beberapa kali, dia tidak pernah melihat dia membuat sikap ramah. "Apa sebenarnya dia bukan pria baik-baik?" pikirku. Dan di tempat itu aku selalu melihatnya, meskipun tidak pernah kenal dengannya.
Jiwanya seperti agak melayang, "Bagaimana Anda bisa menunggu di sekitar sini?" geramnya.
Pelayan mengabaikan komentarnya. "Apa yang akan Anda pesan?" tanyanya. "Bir..!", katanya agak keras, seperti tidak ada orang lain ditempat itu. Pekerjaannya hanya minum dan minum lagi. Tetapi dia memang selalu membayar minuman itu lebih.
Selama beberapa bulan berikutnya aku melihatnya beberapa kali, dia tidak pernah melihat dia membuat sikap ramah. "Apa sebenarnya dia bukan pria baik-baik?" pikirku. Dan di tempat itu aku selalu melihatnya, meskipun tidak pernah kenal dengannya.
Pernah aku tidak memperhatikanya, dan sampai beberapa
langkah kedepan aku menengok kebelakang, dan benar! Dia memandangiku terus,
"Ada apa dengan dia?"
Lucia Denova penuh dengan ingatan, "Itu benar-benar
aneh! Dia tidak pernah menyapa orang lain, dia hanya melihat, dia seperti
membisu dan tidak bercakap-cakap dengan siapa pun. Pakaiannya tidak lama, tapi itu tampak
kusam dan itu tidak compang-camping, hanya kotor dan berdebu."
Sebenarnya aku tidak pernah memperhatikannya, tetapi
karena pernah bertabrakan sehingga dia terdorong jatuh, aku terpaksa
membimbingnya untuk berdiri. Dan dia hanya memandangiku seperti ketakutan. Tapi
di matanya itu seperti ada aku, dengan cara memandangnya, tidak garang
tapi mata itu seperti menusuk jantungku dan ini adalah rahasiaku sendiri.
.
Benar bahwa orang itu sebenarnya tampan, tingginya
kira-kira 170 cm dan saat jatuh itu sempat membersihkan mukanya dengan tisue
yang ada di tasku. Tetapi, dia tidak berkata sepatah katapun. Aku hanya
membimbingnya dia duduk di bangku trotoar itu dan diam-diam aku membuang botol
minuman nya dan aku ganti dengan segelas aqua dan beberapa potong kue kering.
Anehnya, dia langsung memakan kue itu dan minum sampai habis. sepertinya dia tidak
mempermasalahkan minuman Brendi nya yang aku buang.
Baju itu sepertinya lepas dari kancingnya, dan aku
betulkan, dan dia hanya diam dan aku rapikan rambut itu dengan sisirku.
"Mengapa dia menurut dengan yang aku
perintahkan?"
Aku hanya berkata sedikit, "Jangan mabuk lagi ya...!
Itu tidak baik..! " serta kulihat dia tetap memandangiku dan
mengangguk, seterusnya aku berlalu dari tempat itu.
Hidupnya kacau, dan rambutnya rupanya kebal terhadap
sisir. Tetapi sementara ia punya sedikit waktu untuk orang lain dan sedikit
uang untuk kebutuhan pribadi. Ia tampaknya memiliki dana untuk minuman
keras.
Ya ! Minuman air Neraka, yang bisa membuatnya mabuk.
Selama musim kemarau itu aku melihatnya beberapa kali di
taman atau, kadang-kadang, di trotoar, pingsan di samping botol anggur dan tidak ada yang
menghiraukan.
Saat yang tidak tepat mungkin, pagi itu kulihat dia tidur menghalangi jalan setapak itu, dan entah nggak tahu aku menjadi sangat marah.
Kubangunkan dia, dan aku bimbing ke kafe itu untuk mandi dan makan bersamaku.
Dan benar saja dia tetap membisu dan aku berlalu untuk terus ke kantor.
Waktu itu aku merasa kasihan dan dia seorang manusia terlantar, tetapi sebenarnya dia tidak miskin. Benar dia hanya suka minum dan minum terus sampai mabuk. Aku tahu dia sering jatuh tertidur di taman itu, dan Tugu Monas itu menjadi saksi nya.
Rasanya sulit untuk membayangkan orang ini, ditempat lain ada sebagai bayi tidur dalam pelukan ibunya atau sebagai seorang anak bermain di halaman menangkap bola dengan ayahnya.
Hanya rasa
ingin tahu,
ketika melihat orang itu, Aku tidak bisa
membantu tetapi bertanya-tanya apa ada yang salah
pada hidupnya.
Sepertinya dia tidak beristri, tetapi ada pertanyaan yan
timbul karenanya.
.
.
Yaah..! Bram..! Mabuk lagi |
Apakah orang tuanya tidak pernah memuji atau
mendorongnya?
Apakah bisnis atau perkawinan gagal?
Apakah
Dia seorang pria yang sedang Patah hati?
Apakah
dia frustrasi karena turun pangkat dari jabatannya? Atau Dia memang benar-benar
sudah gila!
.
.
Aku tidak pernah
memiliki keberanian untuk bertanya. Dia mungkin akan hanya mengutuk saya
karena terlalu sering memandangnya, meski aku sendiri hanya memandang dengan
penuh iba.
. |
Seperti daun jatuh dan hilang tertiup angin, dan aku
sadar bahwa aku tidak pernah melihatnya lagi.
.
.
"Mengapa aku mencarinya?"
Dilain tempat aku membayangkan, "Apakah itu
orangnya?"
Aku bertanya-tanya apakah ia pingsan di beberapa rumah di sana di tempat kumuh, atau
di seberang jalan itu dan tidak pernah untuk
hidup kembali lagi.
Kejadian itu sudah lama dan hanpir dua tahun, pada salah satu dari hari-hari ketika tidak mungkin untuk duduk diam di kantor, aku meninggalkan awal untuk makan siang.
Kejadian itu sudah lama dan hanpir dua tahun, pada salah satu dari hari-hari ketika tidak mungkin untuk duduk diam di kantor, aku meninggalkan awal untuk makan siang.
Ambil jalan melalui taman Tugu Monas, aku berdiri sejenak oleh selokan yang ada airnya, aku
menonton bebek berenang begitu menyenangkan. Aku berbalik untuk mengamati seseorang berjalan ke arah ku.
Semakin
dekat Pria itu berjalan tegak, dengan baju yang rapi, rambut yang
bersih di sisir rapi, berjalan Nampak elegan dengan perlahan dan sangat
santai. Dan itu sungguh berbeda, karena dia lebih ramah dan
sesekali terseyum.
.
.
Ini adalah nyata, dan saya hampir
tidak bisa percaya. Ini adalah orang yang sama, saya telah mengamati mengejutkan
melalui taman musim kemarau
tahun sebelumnya.
Seperti dunia berbalik arah, dan kali ini dia berpakaian
mahal dan terawat rapi. Dia tersenyum dan sangat bersemangat.
Anda akan tahu bahwa Dia benar tampak sangat termotivasi. Kalau Anda tahu sendiri, mungkin saja Anda akan terkecoh, bahwa dia benar-benar ber penampilan seperti seorang Direktur.
Sebagai pria mendekati pertemuan itu dengan ramah, sebelumnya ia merogoh sakunya, mengeluarkan kantong, dan menyebarkan beberapa biji di tempat yang jelas di tanah di taman itu.
Anda akan tahu bahwa Dia benar tampak sangat termotivasi. Kalau Anda tahu sendiri, mungkin saja Anda akan terkecoh, bahwa dia benar-benar ber penampilan seperti seorang Direktur.
Sebagai pria mendekati pertemuan itu dengan ramah, sebelumnya ia merogoh sakunya, mengeluarkan kantong, dan menyebarkan beberapa biji di tempat yang jelas di tanah di taman itu.
Ketika dia melewati saya, ia melemparkan gelombang ramah. Aku sendiri heran,
Aku memang benar-benar tidak kenal dengan Dia, tetapi dari cara memandangnya
benar tampak sangat akrab.
Di
depan Ada anak kecil bermain di tempat itu. Pada anak laki-laki di luar itu pirang berkepala kecil itu menangis dan mencari sesuatu di rumput.
"Apa masalahnya, Nak?" orang itu bertanya.
"Saya kehilangan seperempat keping uang," isak anak itu.
Pria itu menunjuk ke arah saya. "Apakah Anda melihat ada di belakang Anda?" Sementara anak itu berbalik, pria itu mengambil uang logam dari sakunya dan melemparkannya di rumput.
"Itu dia." Dia menunjuk lagi.Anak itu mengambil koin. "Terima kasih, Pak," anak itu tersenyum. Pria itu melanjutkan perjalanannya, dan anak itu melompati trotoar, masih tersenyum.
Aku benar-benar terpesona. Pria itu adalah ciptaan baru di Zaman modern ini. Aku berjalan di belakangnya melalui taman dan masuk ke Cafe Monas.
"Selamat pagi, ...." ia menyapa wanita di belakang kasir cafe itu.
"Pagi Bapak Bram, baik! . Rekan Anda sedang menunggu Anda," jawabnya sambil berjalan bersamanya ke meja diduduki oleh dua belas pria berpakaian rapi. Sepertinya ada pertemuan penting dan berkumpul di situ untuk membicarakan sesuatu.
Sebuah perubahan, senyumnya menjadi lebih luas. "Gentleman..!" katanya ketika mereka sampai di meja. "Ini adalah rekan Anda yang Anda tunggu-tunggu." Mereka berdiri dan bertepuk tangan saat ia mengambil kursi kosong di depan meja.
Saya tidak bisa membuat apa saja dari percakapan mereka. Aku mencoba, meski, karena terus terang, saya tidak bisa memahami misteri. Saya bisa melihat bahwa "Bram" tidak banyak bicara.
.
Semua orang tampak mendengarkan dengan penuh perhatian pada pertemuan itu. Dan satu persatu mereka di tanya Bram tentang ...., dan mereka seperti ada rasa gembira.
"Apa masalahnya, Nak?" orang itu bertanya.
"Saya kehilangan seperempat keping uang," isak anak itu.
Pria itu menunjuk ke arah saya. "Apakah Anda melihat ada di belakang Anda?" Sementara anak itu berbalik, pria itu mengambil uang logam dari sakunya dan melemparkannya di rumput.
"Itu dia." Dia menunjuk lagi.Anak itu mengambil koin. "Terima kasih, Pak," anak itu tersenyum. Pria itu melanjutkan perjalanannya, dan anak itu melompati trotoar, masih tersenyum.
Aku benar-benar terpesona. Pria itu adalah ciptaan baru di Zaman modern ini. Aku berjalan di belakangnya melalui taman dan masuk ke Cafe Monas.
"Selamat pagi, ...." ia menyapa wanita di belakang kasir cafe itu.
"Pagi Bapak Bram, baik! . Rekan Anda sedang menunggu Anda," jawabnya sambil berjalan bersamanya ke meja diduduki oleh dua belas pria berpakaian rapi. Sepertinya ada pertemuan penting dan berkumpul di situ untuk membicarakan sesuatu.
Sebuah perubahan, senyumnya menjadi lebih luas. "Gentleman..!" katanya ketika mereka sampai di meja. "Ini adalah rekan Anda yang Anda tunggu-tunggu." Mereka berdiri dan bertepuk tangan saat ia mengambil kursi kosong di depan meja.
Saya tidak bisa membuat apa saja dari percakapan mereka. Aku mencoba, meski, karena terus terang, saya tidak bisa memahami misteri. Saya bisa melihat bahwa "Bram" tidak banyak bicara.
.
Semua orang tampak mendengarkan dengan penuh perhatian pada pertemuan itu. Dan satu persatu mereka di tanya Bram tentang ...., dan mereka seperti ada rasa gembira.
Aku
semakin tidak mengerti saat itu, dan benar saat itu Aku merasa sangat bodoh.
"Mengapa
Aku berlebihan memperhatikan orang itu? "
"Mengapa
aku ingin tahu lebih banyak lagi?"
Bram menerima layanan yang jauh lebih baik daripada orang lain di restoran. Setiap pelayan di kafe membuat beberapa upaya untuk menyenangkan hatinya. Satu akan mengisi gelas airnya, secangkir kopi. Untuk masing-masing ia akan membuat beberapa komentar tentang model rambut atau pakaian atau senyum.
Sebenarnya, saya tidak menikmati makan hari itu, tidak ada sesuatu yang salah dengan makanan atau layanan, saya hanya diserap dalam misteri. Seperti telah masuk dalam terowongan waktu, hal yang serba membingungkan dan itu nyata semua telah berubah.
Meski orang lain meminta tanda tangannya, aku tidak ingin
mengganggu pertemuan, tapi aku bertekad untuk membuat janji untuk berbicara
dengan dia. Saya dipaksa untuk mencari tahu siapa Bram dan, lebih penting lagi, bagaimana hidupnya telah berubah.
.
Pemilik café Monas, berjalan ke mejanya dan berbicara kepadanya. "Bapak Bram, limusin Anda menunggu." Dia berdiri dan meminta maaf kepada tamunya. Mereka semua berdiri dan berjalan bersamanya ke kasir.
.
Pemilik café Monas, berjalan ke mejanya dan berbicara kepadanya. "Bapak Bram, limusin Anda menunggu." Dia berdiri dan meminta maaf kepada tamunya. Mereka semua berdiri dan berjalan bersamanya ke kasir.
Seperti
orang-orang frustrasi dan upaya saya untuk bertemu dengan Dia. Akhirnya, kami keluar di jalan, dan
saya mendorong jalan ke sisinya.
Dengan hati-hati, aku mengulurkan tangan untuk menyentuh lengannya. Dia
berbalik dan memberi saya jabat tangan yang hangat.
Dengan mata jernih transparan, ia menatap langsung ke arahku dan bertanya apa yang bisa ia lakukan untukku.
Chief Design |
Dengan mata jernih transparan, ia menatap langsung ke arahku dan bertanya apa yang bisa ia lakukan untukku.
Aku memperkenalkan diri dan mengatakan kepadanya bahwa,
meski saya bahkan tidak kenal dia, saya perlu berbicara dengan dia.
Sebenarnya dalam hatiku berkata keras, "bahwa aku
ingin lebih dekat lagi. ", dan karena itu aku sedang berusaha lebih keras
untuk itu.
Dia mengatakan kepada saya bahwa namanya adalah BRM. Mulyo Hadi
Kusumo, dan mereka suka memanggil “Bram” . Mereka tidak mau menyebut nama
aslinaya karena menyebut “Bendoro
Raden Mas”
itu terlalu panjang.
Tampaknya ia akan senang untuk berbicara dengan saya, tapi dia harus mengejar
pesawat untuk Eropa. Pada saat itu sopir datang dan
membuka pintu.
"Kami terlambat, Pak."Bram mengambil tangan pengemudi dan bertanya bagaimana ia lakukan. "Bagaimana istri, Susi, dan anak-anak kecil yang besar dari Anda?" lanjutnya.
"Pak Baik-baik saja," jawab pengemudi dan Bram masuk ke mobil.
Dalam rasa putus asa saya membuka kembali pintu. "Tuan, perkenankan saya ikut naik ke bandara sehingga saya bisa mengajukan beberapa pertanyaan dan menenangkan pikiran ingin tahu saya."
"Kami terlambat, Pak."Bram mengambil tangan pengemudi dan bertanya bagaimana ia lakukan. "Bagaimana istri, Susi, dan anak-anak kecil yang besar dari Anda?" lanjutnya.
"Pak Baik-baik saja," jawab pengemudi dan Bram masuk ke mobil.
Dalam rasa putus asa saya membuka kembali pintu. "Tuan, perkenankan saya ikut naik ke bandara sehingga saya bisa mengajukan beberapa pertanyaan dan menenangkan pikiran ingin tahu saya."
Dia
tersenyum dan memandangi saya seolah memandang pada sahabatnya.
"Tentu, silahkan ! Di sini di samping saya" kata dia.
Bandara itu agak jauh dari tempat itu, tetapi dengan kendaraan itu hanya 40 menit ditempuh dari kafe, jadi aku tahu aku harus bicara cepat. Begitu limusin itu bergerak, saya mulai. "Pak Bram, saya pasti tidak berniat untuk mempermalukan Anda, tetapi saya yakin bahwa saya ingat Anda dari beberapa bulan yang lalu.
Setelah melihat Anda hari ini dan mengamati perilaku dan
sikap terhadap orang-orang
di sekeliling Anda, saya percaya saya melihat yang sama
sekali berbeda, namun dengan tubuh yang sama. "Bram tersenyum ramah
dan rela menjawab, "Apa yang Anda katakan adalah benar
saya dapat memberitahu Anda terus terang bahwa aku seorang laki-laki ter lahir
kembali,
dan itu terjadi ketika Anda beberapa kali memandang ku penuh iba.
Aku merasa besar, tetapi
sebenarnya Aku adalah seorang pemabuk, frustrasi, menyedihkan, merosot hanya beberapa bulan yang lalu. Aku berutang perubahan
pada kenyataan pada hidup saya. Dan
itu berubah dalam hitungan menit saya ingin memberitahu Anda
bagaimana perubahan muncul. Apa yang saya akan mengungkapkan
akan mengejutkan Anda, untuk Anda lihat, saya telah diberi rahasia rahasia -
kunci master yang membuka pintu untuk kehidupan terbesar penghargaan,
kesuksesan dan kebahagiaan.
Aku mendengarkan, yakin bahwa Bram bisa mengungkapkan misteri penting. Saya merasa "dipilih"
Anda mungkin mengatakan, untuk berada di sana pada saat itu untuk mendengar dia berbicara. Aku tak sabar untuk mendengar kisahnya.
Pada saat itu mobil berhenti di terminal bandara. Bram melangkah dari mobil. "Saya minta maaf, tapi aku harus segera pergi saya akan berada di Eropa untuk sementara.
Aku mendengarkan, yakin bahwa Bram bisa mengungkapkan misteri penting. Saya merasa "dipilih"
Anda mungkin mengatakan, untuk berada di sana pada saat itu untuk mendengar dia berbicara. Aku tak sabar untuk mendengar kisahnya.
Pada saat itu mobil berhenti di terminal bandara. Bram melangkah dari mobil. "Saya minta maaf, tapi aku harus segera pergi saya akan berada di Eropa untuk sementara.
Dan saya tidak yakin ketika aku akan kembali. Namun, jika
Anda tertarik untuk mendengar cerita saya, beri saya kartu Anda. Aku berjanji
untuk menghubungi Anda ketika aku kembali. "
Aku memberinya kartu saya dan menyaksikan saat ia memasuki terminal. Saya hampir lemas dengan kekecewaan. Apakah saya pernah melihat Bram lagi? Yang jelas dia pergi sangat jauh dan lama.
Aku memberinya kartu saya dan menyaksikan saat ia memasuki terminal. Saya hampir lemas dengan kekecewaan. Apakah saya pernah melihat Bram lagi? Yang jelas dia pergi sangat jauh dan lama.
Sosok
Bram yang sering muncul dalam ingatanku, bahwa Dia telah berubah secara
misterius, atau ada keajaiban. Bahkan terkadang ingatan itu tenggelam dalam
mimpi saat tidur malam ku.
Saya tidak percaya hari berlalu selama lima bulan ke depan bahwa saya tidak berpikir Bram dan bertanya-tanya tentang transformasi. Atau mungkin saja Dia adalah malaikat yang datang untuk memberi tahu aku, tentang hal hal yang salah dalam kehidupan di masa lalu.
Saya tidak percaya hari berlalu selama lima bulan ke depan bahwa saya tidak berpikir Bram dan bertanya-tanya tentang transformasi. Atau mungkin saja Dia adalah malaikat yang datang untuk memberi tahu aku, tentang hal hal yang salah dalam kehidupan di masa lalu.
Setiap kali saya akan melihat Dia mabuk atau terlantar, pikiran saya melompat kepada bayangan akan dirinya. Jika saya datang dekat taman atau berjalan ke Cafe Monas, Bram melintas di benakku.
Akhirnya, pada akhir setelah kima bulan, seorang wanita menelepon dari "Hotel Max one" di Jl. KH Agus Salim No 24, Thamrin, Jakarta. Dia menyerukan Bram. "Bisakah Anda makan siang dengan Mr Bram besok di Cafe Monas jam 12 siang?" tanyanya.
Aku langsung setuju, "Ini akan menjadi kesenangan saya!"
"Mr Bram akan bertemu Anda pada pukul 12.00," katanya.
Akhirnya, pada akhir setelah kima bulan, seorang wanita menelepon dari "Hotel Max one" di Jl. KH Agus Salim No 24, Thamrin, Jakarta. Dia menyerukan Bram. "Bisakah Anda makan siang dengan Mr Bram besok di Cafe Monas jam 12 siang?" tanyanya.
Aku langsung setuju, "Ini akan menjadi kesenangan saya!"
"Mr Bram akan bertemu Anda pada pukul 12.00," katanya.
Hotel itu hanya dekat saja dari Tugu Monas, kita hanya perlu berjalan kaki 5 menit saja telah sampai.
Keesokan harinya aku berjalan ke kafe sekitar lima belas menit lebih awal. Saya hanya mencoba untuk tetap tenang sambil minum segelas air putih.
Di
depan itu saya melihat seorang pengemis mengemis. Ya di depan kafe! Si pengemis mendekati Bram dengan tangannya diperpanjang. Dan Dia, Bram, tampak
menempatkan koin di telapak tangannya. Bram mengambil tangannya dan memberikannya minuman kepadanya.
.
Dia menempatkan tangan lainnya di bahu pria itu dan menuntunnya menuju pintu depan kafe. Ketika mereka masuk, Bram meminta pengemis untuk duduk di salah satu kursi di meja. Bram kemudian berbicara kepada pelayan, meminta bahwa orang akan diizinkan untuk memesan makanan pilihannya. Bram akan mengambil daftar makanan.
.
Dia menempatkan tangan lainnya di bahu pria itu dan menuntunnya menuju pintu depan kafe. Ketika mereka masuk, Bram meminta pengemis untuk duduk di salah satu kursi di meja. Bram kemudian berbicara kepada pelayan, meminta bahwa orang akan diizinkan untuk memesan makanan pilihannya. Bram akan mengambil daftar makanan.
Dia menepati janji, Lalu Bram datang ke meja saya dan menjabat tangan saya. "Saya sudah melihat ke depan untuk melihat Anda lagi dan menceritakan kisah saya Anda tampak begitu bersemangat untuk mendengarnya."
Dia bertanya apakah aku akan punya waktu untuk
menyelesaikan makan siang sebelum ia mulai bercerita, bahwa kita berjalan ke
tempat yang tenang di taman sehingga kita tidak akan lagi terganggu.
Saya setuju. Seperti yang kita makan, Bram berbicara tentang waktunya di Eropa. Dia juga pergi ke tempat di bumi yang
paling ia ingin melihat - Tanah Suci.
Setelah makan siang kami berjalan ke bangku dekat pusat taman di mana aku pertama kali melihatnya. Bram mulai mengungkapkan kisahnya.
"Saya dilahirkan dalam sebuah keluarga sejahtera, adalah satu-satunya anak. Ayah dan ibuku berdua datang dari masa kecil yang buruk. Ayahku akan bercegah, dari waktu ke waktu, tentang menjadi seorang anak yang lebih baik darinya.
Setelah makan siang kami berjalan ke bangku dekat pusat taman di mana aku pertama kali melihatnya. Bram mulai mengungkapkan kisahnya.
"Saya dilahirkan dalam sebuah keluarga sejahtera, adalah satu-satunya anak. Ayah dan ibuku berdua datang dari masa kecil yang buruk. Ayahku akan bercegah, dari waktu ke waktu, tentang menjadi seorang anak yang lebih baik darinya.
Ia seorang
“ningrat”, tetapi dia keluar dari lingkungannya dan memulai membuka
Toko kelontong kecil. Benar bahwa Dia memulai itu toko di usia dua puluh, lima tahun sebelum ia menikah. Dengan lonceng waktu
pernikahan berdering untuk ibu, ia telah memperluas bisnis ke super market
raksasa. aku lahir dua tahun kemudian.
"Dari ingatan saya yang paling awal, saya ingat ayah saya membual kepada teman-teman bahwa anaknya tidak akan pernah harus bekerja seperti yang dia lakukan.
"Dari ingatan saya yang paling awal, saya ingat ayah saya membual kepada teman-teman bahwa anaknya tidak akan pernah harus bekerja seperti yang dia lakukan.
Dia merasa telah 'memandang rendah' selama masa
kecilnya dan dia bertekad bahwa tak seorang pun akan melihat ke bawah pada saya
Dia membuat.
Itu
memastikan bahwa tidak ada anak di jalan memiliki mainan
yang lebih baik dari Bram. Langkah
proteksi yang nyata, bahwa sebenarnya Anaknya tidak perlu menderita seperti
dirinya.
Menengok ke belakang, saya bisa melihat bahwa saya adalah
seorang anak, manja sombong. Saya tidak mengerti
mengapa saya memiliki sedikit teman. Aku ingat bertanya, "Ibu , kenapa tidak anak-anak lain seperti saya? "
"Mereka hanya iri padamu, Sayang", dia akan menjawab.
"Saya tidak melakukan dengan baik di sekolah hanya karena saya tidak mencoba. Ketika rapor datang dengan nilai buruk atau guru dikirim rumah catatan tentang perilaku saya, saya selalu tampak mampu meyakinkan orang tua saya bahwa untuk beberapa alasan atau yang lain guru hanya tidak menyukai saya - bahwa dia keluar untuk mendapatkan saya.
"Mereka hanya iri padamu, Sayang", dia akan menjawab.
"Saya tidak melakukan dengan baik di sekolah hanya karena saya tidak mencoba. Ketika rapor datang dengan nilai buruk atau guru dikirim rumah catatan tentang perilaku saya, saya selalu tampak mampu meyakinkan orang tua saya bahwa untuk beberapa alasan atau yang lain guru hanya tidak menyukai saya - bahwa dia keluar untuk mendapatkan saya.
Hal
yang biasa terjadi, setiap anak susah mengakui bahwa cerita seperti
saya hanyalah alasan untuk kegagalan.
Itulah
yang penting, karena setiap kegagalan harus dicarikan alasan agar pantas untuk
gagal, bahkan untuk setiap anak yang pernah mengalaminya.
Di
situ orang tua saya berangkat untuk mendapatkan bahkan dengan
guru mereka akan memanggil kepala sekolah.. , berusaha untuk memiliki guru
dipecat,
karena itu mengapa jadi guru kalau hanya mendapatkan muridnya bodoh.
Ketika itu tidak berhasil, mereka akan menggeser saya
dari satu sekolah ke sekolah lain. setelah pindah juga saya terus gagal, menyalahkan itu pada guru, atau anak-anak di kelas saya,
atau kurangnya kesempatan untuk melakukan apa yang ingin saya lakukan.
Setiap kali orang tua saya, tidak diragukan lagi percaya
bahwa mereka melakukan apa yang terbaik, mengizinkan saya untuk mengabaikan
kenyataan bahwa aku adalah sumber masalah saya sendiri. Aku telah resmi
menjadi pembohong besar, karena aku selau di bela Ayah dan Ibuku.
Saat mulai bisnis, dan itu bisnis ayah saya terus naik dengan super market tunggal-Nya segera tumbuh menjadi sebuah rantai super market mewah. Sementara ayah saya menghabiskan sedikit waktu di rumah, dia selalu memastikan bahwa saya punya banyak uang.
.
Karena itu, saya makin jarang ketemu mereka karena kesibukan untuk mencari uang banyak, lebih banyak dan semakin banyak lagi.
Tetapi ada masalah keluarga yang aku tidak perlu cerita, karena itu aku hanya ingin selalu mabuk. Tetapi aku selalu ingat bahwa Engkau yang sering menolong aku. Ketika tertidur di lorong itu, saat jatuh dan karena mabuk, bahkan saat aku kau suruh mandi karena pemilik Kafe itu memberitahuku saat aku sadar.
Saat mulai bisnis, dan itu bisnis ayah saya terus naik dengan super market tunggal-Nya segera tumbuh menjadi sebuah rantai super market mewah. Sementara ayah saya menghabiskan sedikit waktu di rumah, dia selalu memastikan bahwa saya punya banyak uang.
.
Karena itu, saya makin jarang ketemu mereka karena kesibukan untuk mencari uang banyak, lebih banyak dan semakin banyak lagi.
Tetapi ada masalah keluarga yang aku tidak perlu cerita, karena itu aku hanya ingin selalu mabuk. Tetapi aku selalu ingat bahwa Engkau yang sering menolong aku. Ketika tertidur di lorong itu, saat jatuh dan karena mabuk, bahkan saat aku kau suruh mandi karena pemilik Kafe itu memberitahuku saat aku sadar.
Segera setelah saya sudah cukup untuk pengemudi lisensi,
ayah saya membelikan saya fanciest di kota. Aku percaya bahwa uang bisa membeli
buku dan
apa pun yang saya butuhkan untuk belajar. Untungnya aku cukup
cerdas untuk mengelolanya.
Saat aku meraung tentang kota, saya menjadi iri
orang-orang. saya adalah ayam yang berjalan. Tetapi benar sangat
tergantung pada induknya.
Ketika saya akan mengadakan pesta, lingkungan akan
berubah karena kita akan menyewa band, membagikan bunga dan hadiah kepada
anak-anak, dan melayani kaviar dan sampanye .
Sesekali saya akan berbicara selama satu menit atau dua
hal tentang kegembiraan saya itu, semua teman-teman
saya telah datang ke pesta yang akan selalu membawa untuk bersiul dan tepuk tangan.
Anda
seharusnya tahu,
bahwa saat inilah saya baru merasa hidup yang sesungguhnya, memulai dari awal
untuk mengabaikan hal bahwa itu terlambat.
Aku
bersyukur, bertemu Anda, dan Anda sebenarnya malaikat penyelamat ku untuk saat
itu dan seterusnya.
Memang
hidup selalu ada bagian yang indah, tetapi selalu melalui jalan yang tidak
lurus. Ada banyak tindakan yang harus dilakukan, tetapi tidak jarang kita juga
melakukan tindakan yang salah. Dan ini mungkin adalah pertemuan yang terakhir
antara aku dan Bram, tetapi itu tak mengapa.
Kulambaikan tanganku
sambil tersenyum yang terakhir untuknya.
Mataku
berkaca-kaca hingga dia hilang di tikungan jalan itu dan aku ikhlas melepasnya
seperti saat pertama dia tersenyum
padaku.
Tetapi aku tahu bahwa dia masih
menyimpan nomor teleponku, dan itu bisa menjadi harapan kecilku untuk bertemu
dia lagi.
Kita
tahu tentang jalan hidup, di dalam nya ada banyak tikungan tajam dan kita
sesekali berhenti memandang masa lalu, meninggalkannya dan berharap di depan
masih tersisa hal yang indah untuk disyukuri.
Sekian, Terima kasih
telah membacanya!
djokobiz
Tidak ada komentar :
Posting Komentar