Tumini dan Yessica Bersaing
![]() | |
Tumini dan Yessica Bersaing |
Mengisi kehidupan indah tidak selalu mudah karena ada batas-batas. Yessica, anak tertua Tumini, tahu
mengambil tindakan sukses di Bisnis
membedah mimpi menjadi kenyataan.
Tumini yang telah menggelarkan nama “Tumini Singa Mini market” merasa terpukul, karena ketika Nyonya Liu
mengundangnya ke Hongkong, Dia tidak tahu bahwa pada giliran berikutnya adalah Anaknya yang memberikan ceramah di forum itu.
***
Di gedung milik Nyonya Liu, telah hadir banyak perempuan muda untuk mendengar pengarahan langsung tentang cara membangun bisnis sukses. Ceraman saat itu
sangat menarik, dan benar bahwa mereka selalu ingin tahu.
Siapa “Tumini Singa Mini market”
Itu?
Sesi pertama pertemuan kaum
perempuan muda saat itu telah di buka oleh Nyonya Liu, dan Tumini,
dengan kesederhanaannya mengawali pengarahan pada mereka.
“Saudari-saudari sekalian, saya tahu
bahwa setiap peremuan memiliki keunggulan
tertentu, hanya mereka kebanyakan belum mau mengungkap dalam kehidupan nyata
untuk mendapatkan pengakuan.
Pada sesi itu sangat banyak
disampaikan Tumini tentang sikap mental positif yang harus selalu dipelihara,
karena itu sangat diperlukan untuk membuka energy untuk menciptakan terobosan
baru.
"Benar, bukalah kemampuanmu
dalam Networking, Kreatifitas, Telaten dan jangan mudah putus asa. Hanya karena
ini saya bisa sukses, dan sebenarnya Anda juga bisa!"
Dalam ceramah itu, Tumini yang sukses memiliki banyak Mini Market, telah membuka semua kunci untuk kaum perempuan menunjukkan karyanya.
Dalam ceramah itu, Tumini yang sukses memiliki banyak Mini Market, telah membuka semua kunci untuk kaum perempuan menunjukkan karyanya.
Sesi pertama berjalan mulus, dan
terjadi Tanya jawab yang mereka sangat tertarik untuk meniru langkah bisnisnya.
Setelah makan siang, sesi kedua di
buka dan telah tampil “Poly Stores Business Center” yang di pimpin anak-anak muda dari Singapura.
Tumini, saat itu benar tidak tahu
tentang rencana Nyonya Liu, dan menunggu mereka masuk ruangan itu.
Mendadak suara mereka hampir
serempak dengan bersemangat bertepuk tangan karena kedatangan anak-anak muda yang sukses.
Benar mereka sangat riuh menyambut kedatangannya dan bahkan melambaikan tangannya serta beberapa mereka berteriak seperti histeris.
Tumini, Meilan dan Helena
menjadi terpana saat itu, karena yang tampil adalah anak-anaknya sendiri.
Saat awal mereka memperkenalkan diri bahwa mereka adalah pendiri “Poly Stores Business Center” yang saat ini Telah memiliki asset 1 juta dollar Singapura.
Banyak hadirin kaum perempuan muda
berbisik-bisik dan tidak menyangka pada usia muda itu telah sukses.
Sebenarnya mereka adalah hanya
sekelompok anak muda lulusan Nanyang Technological University
, yang memiliki keinginan yang sama untuk membedah mimpi menjadi
kenyataan.
Bagaimana cara mereka mencapai sukses? Sepertinya semua bisnis diawali dari bawah, dan selanjutnya mereka semakin memiliki pengalaman dalam
bisnis beberapa mini Market dan pada akhirnya mendirikan “Poly Stores Business
Center”.
Saat awal, Yessica mengenalkan
diri dari Jessica, Maharani, Sari Dewi , Bondan dan Yansen. Dan selanjunya
Jessica memulai dengan membaca puisi.
Semoga hari ini indah untukmu karena Aku tahu engkau hanya lari Dan terus berlari untuk membunuh sepi.
Tetapi aku hanya anakmu yang sedang
rindu
Seperti di masa lalu.
Di sebuah Desa Yang kering dan
tandus
Dan engkau masih memiliki tersenyum
begitu sempurna.
Aku hanya ingin Engkau kembali
Dengan senyummu yang indah itu
Hanya itu yang kuminta Dan ma’afkan
aku
Untuk menyelinap mengisi jiwamu.
***
Ceramah Yessica sangat menarik sejak Awal penyampaiannya, dan mereka bertepuk tangan dan sangat
tertarik dengan puisi itu dan beberapa sempat mencatat dalam bukunya.
Yessica berkata dengan keras saat
itu dan menyampaikan, Saudaraku semuanya, sebenarnya sejak awal tampil dibisnis juga bingung,….! “
Pada Bisnis pemula, Jessica
menyampaikan, kendalikan Emosi Anda dan Tentukan Tujuan Anda. Untuk memulai bisnis, penting nasihat mereka yang telah
berpengalaman seperti pengalaman “Singa Mini market” yang ada di hadapan Anda. Karena itu penting untuk
pelestarian modal dan mempertahankan gross-margin keuntungan.
"Saudaraku, Apakah Anda semua telah siap memulai bisnis?"
"Siap...! seperti serentak mereka berteriak. dan sekali lagi mereka bertepuk tangan sangat meriah. Pada waktu itu, Tumini, Meilan dan Helena sempat menetekan airmata karena terharu. Banyak hal yang diampaikan saat itu tentang keberanian perempuan, dan mereka sangat takjub dengan penyampaiannya.
"Siap...! seperti serentak mereka berteriak. dan sekali lagi mereka bertepuk tangan sangat meriah. Pada waktu itu, Tumini, Meilan dan Helena sempat menetekan airmata karena terharu. Banyak hal yang diampaikan saat itu tentang keberanian perempuan, dan mereka sangat takjub dengan penyampaiannya.
Salah satu peserta, mungkin
iseng dan bertanya, “Mengapa tujuan itu penting? “
Dan Maharani menyampaikan, “Karena
tujuan harus masuk akal, dan mencoba untuk mencapai itu dalam jumlah
waktu yang wajar. "
![]() |
Artika Maharani |
"Hal yang mendasar, tujuan awal
dari setiap bisnis adalah untuk bertahan hidup cukup lama untuk melihat apakah
atau tidak bisnis itu layak sampai Anda melakukannya di dunia nyata.”
Dengan panjang lebar Maharani
menyampaikan alasan kecil yang bisa membuat bisnis kecil gagal dan mereka puas
dengan paparannya.
Tetapi, “Mengapa saat awal bisnis
kecil itu sulit?” pertanyaan dari salah satu peserta.
“Saudara semua, Pada masa awal
bisnis hampir semua selalu sulit!”
Sari Dewi menyampaikan, “ Pastikan
Anda Memahami Apa Arus Kas dan Dimana Apakah Ini Pergi.
Karena itu perlu dengan akal
memasukkan kedalam rencana bisnis untuk membantu untuk mengungkap
proses.
Dan melalui evalusai arus kas itu
Anda benar benar tahu yang mana yang pantas dilanjutkan dan yang mana perlu di
pending.”
Sari Dewi, saat itu hampir mirip
Meilan dan sangat cerdas dalam mengurai masalah.
“Mengapa kebanyakan saat awal bisnis
pemula menjadi gagal? “
“Perkembangan awal bisnis hampir
semua saat awal tidak menentu”, Bondan menyampaikan,
“Kenali Mentalitas Penjualan
Sebelum Terlambat, untuk melihat penjualan naik setiap bulan, setiap
hari, setiap jam!”
Dengan itu, maka gagasan Anda harus
memfokuskan semua perhatian untuk membuat penjualan.”
"Untuk bisnis bisa hidup, maka pertama
kita harus mampu menjual. Dan hanya dari itu, bisnis itu bisa maju ke tahap
berikutnya. Karena itu, lakukan tindakan menual yang tepat untuk anda."
Sedangkan Yansen, yang sehari-hari
sangat sibuk dilapangan, telah membuka mereka semua, Saat awal bisnis adalah
susah!. Saya telah memulai bisnis dari “pintu ke pintu” dan hasilnya
meskipun sedikit, tetapi memuaskan.”
“Pahami bisnis Anda sejak awal!”,
dan Yansen menyampaikan,
“Belajarlah untuk Mengantisipasi dan
Kenali Perubahan Bisnis Anda. Jangan terlalu santai dalam bisnis awal dan
ketahui setiap tahap perkembangan!.”
"Mengenali
konsumen sering tidak mudah, karena mereka bisa berubah setiap saat, tetapi
selalu bisa ditemukan trend yang mereka anut jika kita benar-benar jeli dalam
mengamati itu."
Sebagai penutup, Yansen berkta,"Saudaraku, sesuai dengan kesepakatan, kami akan meminta spuluh orang diantara Anda untuk ikut magang di “Poly Stores Business Center” dan pilihannya kami serahkan pada Nenek Liu."
Sekali lagi mereka sangat bersemangat dan bertepuk tangan dengan berterik "Hidup “Poly Stores Business Center” , dan benar suasana yang sangat meriah dan telah menggetarkan ruangan itu.
Mereka selanjutnya melakukan Tanya jawab dan karena waktu, Nyonya Liu mengambil alih dan memberikan pandangan untuk perempuan muda dan menyimpulkan pokok-pokok pikiran yang perlu di anut untuk sukses binis. Dan pertemuan itu di tutup dengan hasil memuaskan, serta di bacakan nama-nama mereka yang berhak untuk mengikuti magang di “Poly Stores Business Center”.
Mereka selanjutnya melakukan Tanya jawab dan karena waktu, Nyonya Liu mengambil alih dan memberikan pandangan untuk perempuan muda dan menyimpulkan pokok-pokok pikiran yang perlu di anut untuk sukses binis. Dan pertemuan itu di tutup dengan hasil memuaskan, serta di bacakan nama-nama mereka yang berhak untuk mengikuti magang di “Poly Stores Business Center”.
"Dimana mereka saat selesai
pertemuan itu?"
Di luar sepertinya para peserta
belum beranjak pulang, dan memang beberapa adalah dulu teman Yansen saat
SLTA, dan hampir semua minta tanda tangan mereka, sehingga panggilan
Ibunya di abaikan.
Selesai pertemuan itu, Nyonya Liu tersenyum lebar berkumpul di sebuah ruangan.
Itu benar tampak dari raut wajah Nyonya Liu, karena yang di sampaikan sangat bagus dan mereka, kaum muda perempuan yang hadir menjadi sangat bersemangat.
Beberapa hal yang disampaikan oleh
Nyonya Liu, bahwa itu hanya kebetulan dia singgah di Singapura, dan mendengar
ada anak-anak muda yang sukses, sehingga tertarik untuk
mengunjunginya.
Mereka memiliki kantor yang besar
dan sangat rapi.
Sebagai pembimbing Bisnis kaum
perempuan di Hongkong, Nyonya Liu sangat berminat mendatangkan mereka.
Tetapi, di ruangan itu Tumini,
Meilan dan Helena serentak bersujud di Depan Nyonya Liu, lalu menagis dan
benar-benar minta Ma’af , bahwa semua mereka itu adalah anak-anaknya dan benar
bahwa dia tidak tahu kalau anak-anaknya memiliki kepandaian dalam memberikan ceramah dan telah memiliki asset sebesar itu.
Seketika Nyonya Liu terperangah
karenanya, “Jadi….! Jadi..! Mereka semua anak-anakmu?” Nyonya Liu tertawa lebar
dan mengucap lagi, “Itu sungguh luar biasa…. Ibu dan anak yang benar-benar
ajaib” katanya.
Bondan dan Yansen masuk keruangan
itu di ikuti Yessica, Maharani dan Sari Dewi bersalaman dan mencium tangan
Nyonya Liu dan ibunya.
Nyonya Liu
bediri dan mondar mandir dan Tampak Beliau tersenyum lebar dan merangkul mereka
semua dan berkata, “Ini benar-benar ajaib, aku baru tahu sekarang ini, dan
benar Anda semua sangat pantas mengisi semangat perempuan muda!”. Karena
itu jangan pulang, karena Anda semua akan saya ajak keliling mengisi materi ke
semua cabang perusahaan saya yang ada di Perancis, Thailand an India”, katanya.
Tumini, Meilan dan Helena tidak
percaya tentang bualan anak-anaknya itu dan benar-benar setelah selesai bersama
Nyonya Liu, menyampaikan akan berkunjung ke Singapura dan membuktikan itu
semua.
***
Di rumah di Singapura, Tumini
datang di “Poly Stores Business Center” dan dia benar-benar kagum di tempat itu
dengan gedung baru dan besar. Tumini tetap tidak percaya kalau itu milik
anak-anaknya, dan meminta laporan pembukuan pada petugas, dan benar bahwa asset
yang di dengar di Honggkong itu benar ada.
Para karyawan, karena ingin
tahu,”Siapa yang datang itu?” “Apa yang dia lakukan?” “Untuk apa?” Tetapi salah
satu karyawan itu memberitahu,”Psset…! Jangan keras keras…! Dia itu kan Singa Mini Market! Lihat ini gambarnya di Koran!, Sama kan…!”
Mereka jadi saling pandang dan
membungkuk hormat saat berjalan didepannya.
Mereka hanya anak-anak muda yang
mencoba mengisi kehidupan indah dan mereka benar-benar tahu mengambil tindakan
sukses membedah mimpi menjadi kenyataan.
Persaingan Tumini dan Yessica
sebetulnya bukan benar-benar bersaing, hanya saja mereka telah mengambil sikap
dan kebetulan mirip dengan yang dilakukan ibunya. Tumini semakin bingung saat itu, karena telah memeriksa semuanya, dan terbukti bahwa anak-anaknya benar-benar telah sukses.
Nampaknya kaum muda
itu telah mengambil nilai pelajaran dari kekalahan dan kekecewaan dalam bisnis
awal dan itu penting untuk perbaikan tindakan dalam bisnis selanjutnya.
Sekian, Terima kasih
telah membacanya!
djokobiz
Tidak ada komentar :
Posting Komentar