Rabu, 26 Desember 2012

Tumini dan Yessica Bersaing


Tumini dan Yessica Bersaing
Tumini dan Yessica Bersaing
Mengisi kehidupan indah tidak selalu mudah karena ada batas-batas. Yessica, anak tertua Tumini, tahu mengambil tindakan sukses di Bisnis membedah mimpi menjadi kenyataan.

Tumini yang telah menggelarkan nama “Tumini Singa Mini market” merasa terpukul, karena ketika Nyonya Liu mengundangnya ke Hongkong, Dia tidak tahu bahwa pada giliran berikutnya adalah Anaknya yang memberikan ceramah di forum itu.
***
Di gedung milik Nyonya Liu, telah hadir banyak perempuan muda untuk mendengar pengarahan langsung tentang cara membangun bisnis sukses. Ceraman saat itu sangat menarik, dan benar bahwa mereka selalu ingin tahu.
Siapa “Tumini Singa Mini market” Itu?

Sesi pertama pertemuan kaum perempuan muda saat itu telah di buka oleh Nyonya Liu, dan Tumini, dengan kesederhanaannya mengawali pengarahan pada mereka.

“Saudari-saudari sekalian, saya tahu bahwa setiap peremuan memiliki keunggulan tertentu, hanya mereka kebanyakan belum mau mengungkap dalam kehidupan nyata untuk mendapatkan pengakuan.
Pada sesi itu sangat banyak disampaikan Tumini tentang sikap mental positif yang harus selalu dipelihara, karena itu sangat diperlukan untuk membuka energy untuk menciptakan terobosan baru.
"Benar, bukalah kemampuanmu dalam Networking, Kreatifitas, Telaten dan jangan mudah putus asa. Hanya karena ini saya bisa sukses, dan sebenarnya Anda juga bisa!" 

Dalam ceramah itu, Tumini yang sukses memiliki banyak Mini Market, telah membuka semua kunci untuk kaum perempuan menunjukkan karyanya.

Sesi pertama berjalan mulus, dan terjadi Tanya jawab yang mereka sangat tertarik untuk meniru langkah bisnisnya.
Setelah makan siang, sesi kedua di buka dan telah tampil  “Poly Stores Business Center” yang di pimpin anak-anak muda dari Singapura.


Tumini, saat itu benar tidak tahu tentang rencana Nyonya Liu, dan menunggu mereka  masuk ruangan itu.

Mendadak suara mereka hampir serempak dengan bersemangat bertepuk tangan karena kedatangan anak-anak muda yang sukses.

Benar mereka sangat riuh menyambut kedatangannya dan bahkan melambaikan tangannya serta beberapa mereka berteriak seperti histeris.

Tumini, Meilan dan Helena  menjadi terpana saat itu, karena yang tampil adalah anak-anaknya sendiri.

Saat awal mereka memperkenalkan diri bahwa mereka adalah pendiri “Poly Stores Business Center” yang saat ini Telah memiliki asset 1 juta dollar Singapura.
Banyak hadirin kaum perempuan muda berbisik-bisik dan tidak menyangka pada usia muda itu telah sukses.

Sebenarnya mereka adalah hanya sekelompok anak muda lulusan Nanyang Technological University , yang memiliki keinginan yang sama  untuk membedah mimpi menjadi kenyataan. 
Bagaimana  cara mereka mencapai  sukses? Sepertinya semua bisnis diawali dari bawah, dan selanjutnya mereka semakin memiliki pengalaman dalam bisnis beberapa mini Market dan pada akhirnya mendirikan “Poly Stores Business Center”.

Saat awal, Yessica  mengenalkan diri dari Jessica, Maharani, Sari Dewi , Bondan dan Yansen. Dan selanjunya Jessica memulai dengan membaca puisi.

Semoga hari ini indah untukmu karena Aku tahu engkau hanya lari Dan terus berlari untuk membunuh sepi.
Tetapi aku hanya anakmu yang sedang rindu 

Seperti di masa lalu.
Di sebuah Desa Yang kering dan tandus 

Dan engkau masih memiliki tersenyum begitu sempurna.
Aku hanya ingin Engkau kembali

Dengan senyummu yang indah itu

Hanya itu yang kuminta Dan ma’afkan aku
Untuk menyelinap mengisi jiwamu.
***
Ceramah Yessica sangat menarik sejak Awal penyampaiannya, dan mereka bertepuk tangan dan sangat tertarik dengan puisi itu dan beberapa sempat mencatat dalam bukunya.

Yessica berkata dengan keras saat itu dan menyampaikan, Saudaraku semuanya, sebenarnya sejak awal tampil dibisnis juga bingung,….! “

Pada Bisnis pemula, Jessica menyampaikan, kendalikan Emosi Anda dan Tentukan Tujuan Anda. Untuk memulai bisnis, penting nasihat mereka yang telah berpengalaman seperti pengalaman “Singa Mini market” yang ada di hadapan Anda. Karena itu penting untuk pelestarian modal dan mempertahankan gross-margin keuntungan.
"Saudaraku, Apakah Anda semua telah siap memulai bisnis?"
"Siap...! seperti serentak mereka berteriak. dan sekali lagi mereka bertepuk tangan sangat meriah. Pada waktu itu,  Tumini, Meilan dan Helena sempat menetekan airmata karena terharu. Banyak hal yang diampaikan saat itu tentang keberanian perempuan, dan mereka sangat takjub dengan penyampaiannya.

Salah satu peserta, mungkin  iseng dan bertanya, “Mengapa tujuan itu penting? “ 


Artika Maharani
 Dan Maharani menyampaikan, “Karena tujuan harus masuk akal,  dan mencoba untuk mencapai itu dalam jumlah waktu yang wajar. "

"Hal yang mendasar, tujuan awal dari setiap bisnis adalah untuk bertahan hidup cukup lama untuk melihat apakah atau tidak bisnis itu layak sampai Anda melakukannya di dunia nyata.”
Dengan panjang lebar Maharani menyampaikan alasan kecil yang bisa membuat bisnis kecil gagal dan mereka puas dengan paparannya.

Tetapi, “Mengapa saat awal bisnis kecil itu sulit?” pertanyaan dari salah satu peserta.
“Saudara semua, Pada masa awal bisnis hampir semua selalu sulit!”

Sari Dewi menyampaikan, “ Pastikan Anda Memahami Apa Arus Kas dan Dimana Apakah Ini Pergi. 

Karena itu perlu dengan akal memasukkan kedalam rencana bisnis untuk  membantu untuk mengungkap proses. 

Dan melalui evalusai arus kas itu Anda benar benar tahu yang mana yang pantas dilanjutkan dan yang mana perlu di pending.”

Sari Dewi, saat itu hampir mirip Meilan dan sangat cerdas dalam mengurai masalah.

“Mengapa kebanyakan saat awal bisnis pemula menjadi gagal? “
“Perkembangan awal bisnis hampir semua saat awal tidak menentu”,  Bondan menyampaikan,
 “Kenali Mentalitas Penjualan Sebelum Terlambat,  untuk melihat penjualan naik setiap bulan, setiap hari, setiap jam!” 

Dengan itu, maka gagasan Anda harus memfokuskan semua perhatian untuk membuat penjualan.”

"Untuk bisnis bisa hidup, maka pertama kita harus mampu menjual. Dan hanya dari itu, bisnis itu bisa maju ke tahap berikutnya. Karena itu, lakukan tindakan menual yang tepat untuk anda."

Sedangkan Yansen, yang sehari-hari sangat sibuk dilapangan, telah membuka mereka semua, Saat awal bisnis adalah susah!.  Saya telah memulai bisnis dari “pintu ke pintu” dan hasilnya meskipun sedikit, tetapi memuaskan.”
“Pahami bisnis Anda sejak awal!”, dan Yansen menyampaikan, 

“Belajarlah untuk Mengantisipasi dan Kenali Perubahan Bisnis Anda. Jangan terlalu santai dalam bisnis awal dan ketahui setiap tahap perkembangan!.”

"Mengenali konsumen sering tidak mudah, karena mereka bisa berubah setiap saat, tetapi selalu bisa ditemukan trend yang mereka anut jika kita benar-benar jeli dalam mengamati itu."

Sebagai penutup, Yansen berkta,"Saudaraku, sesuai dengan kesepakatan, kami akan meminta  spuluh orang diantara Anda untuk ikut magang di Poly Stores Business Center” dan pilihannya kami serahkan pada Nenek Liu."

Sekali lagi mereka sangat bersemangat dan bertepuk tangan dengan berterik "Hidup Poly Stores Business Center” ,  dan benar suasana yang sangat meriah dan  telah menggetarkan ruangan itu.  

Mereka selanjutnya melakukan Tanya jawab dan karena waktu, Nyonya Liu mengambil alih dan memberikan pandangan untuk perempuan muda dan menyimpulkan pokok-pokok pikiran yang perlu di anut untuk sukses binis. Dan pertemuan itu di tutup dengan hasil memuaskan, serta di bacakan nama-nama  mereka yang berhak untuk mengikuti magang di Poly Stores Business Center”.
"Dimana mereka saat selesai pertemuan itu?"
Di luar sepertinya para peserta belum beranjak pulang, dan memang beberapa adalah dulu teman Yansen saat  SLTA, dan hampir  semua minta tanda tangan mereka, sehingga panggilan Ibunya di abaikan.

Selesai pertemuan itu, Nyonya Liu tersenyum lebar berkumpul di sebuah ruangan.  

Itu benar tampak dari raut wajah Nyonya Liu,  karena yang di sampaikan sangat bagus dan mereka, kaum muda perempuan yang hadir menjadi sangat bersemangat. 

Beberapa hal yang disampaikan oleh Nyonya Liu, bahwa itu hanya kebetulan dia singgah di Singapura, dan mendengar ada anak-anak muda yang sukses, sehingga  tertarik untuk mengunjunginya. 

Mereka memiliki kantor yang besar dan sangat rapi. 

Sebagai pembimbing Bisnis kaum perempuan di Hongkong, Nyonya Liu sangat berminat mendatangkan mereka.

Tetapi, di ruangan itu Tumini, Meilan dan Helena serentak bersujud di Depan Nyonya Liu, lalu menagis dan benar-benar minta Ma’af , bahwa semua mereka itu adalah anak-anaknya dan benar bahwa dia tidak tahu kalau anak-anaknya memiliki kepandaian dalam memberikan ceramah dan telah memiliki asset sebesar itu.

Seketika Nyonya Liu terperangah karenanya, “Jadi….! Jadi..! Mereka semua anak-anakmu?” Nyonya Liu tertawa lebar dan mengucap lagi, “Itu sungguh luar biasa…. Ibu dan anak yang benar-benar ajaib” katanya.

Bondan dan Yansen masuk keruangan itu di ikuti Yessica, Maharani dan Sari Dewi bersalaman dan mencium tangan Nyonya Liu dan ibunya. 

Nyonya Liu bediri dan mondar mandir dan Tampak Beliau tersenyum lebar dan merangkul mereka semua dan berkata, “Ini benar-benar ajaib, aku baru tahu sekarang ini, dan benar Anda semua sangat pantas mengisi  semangat perempuan muda!”. Karena itu jangan pulang, karena Anda semua akan saya ajak keliling mengisi materi ke semua cabang perusahaan saya yang ada di Perancis, Thailand an India”, katanya.

Tumini, Meilan dan Helena tidak percaya tentang bualan anak-anaknya itu dan benar-benar setelah selesai bersama Nyonya Liu, menyampaikan akan berkunjung ke Singapura dan membuktikan itu semua.
***
Di rumah di Singapura, Tumini datang di “Poly Stores Business Center” dan dia benar-benar kagum di tempat itu dengan gedung baru dan besar. Tumini tetap tidak percaya kalau itu milik anak-anaknya, dan meminta laporan pembukuan pada petugas, dan benar bahwa asset yang di dengar di Honggkong itu benar ada.

Para karyawan, karena ingin tahu,”Siapa yang datang itu?” “Apa yang dia lakukan?” “Untuk apa?” Tetapi salah satu karyawan itu memberitahu,”Psset…!  Jangan keras keras…! Dia itu kan Singa Mini Market! Lihat ini gambarnya di Koran!, Sama kan…!”
Mereka jadi saling pandang dan membungkuk hormat saat berjalan didepannya.

Mereka hanya anak-anak muda yang mencoba mengisi kehidupan indah dan mereka benar-benar tahu mengambil tindakan sukses membedah mimpi menjadi kenyataan.

Persaingan Tumini dan Yessica sebetulnya bukan benar-benar bersaing, hanya saja mereka telah mengambil sikap dan kebetulan mirip dengan yang dilakukan ibunya. Tumini semakin bingung saat itu, karena telah memeriksa semuanya, dan terbukti bahwa anak-anaknya benar-benar telah sukses.

Nampaknya kaum muda itu telah mengambil nilai pelajaran dari kekalahan dan kekecewaan dalam bisnis awal dan itu penting untuk perbaikan tindakan dalam bisnis selanjutnya.

Sekian, Terima kasih telah membacanya!
djokobiz

Tidak ada komentar :